Petinju wanita Aljazair, Imane Khelif, berhasil meraih medali emas di final tinju kelas welter wanita Olimpiade setelah mengalahkan Yang Liu dari Tiongkok dengan keputusan mutlak.
Kemenangan ini mengukuhkan namanya dalam sejarah sebagai petinju Aljazair kedua yang meraih emas Olimpiade.
Namun, perjalanan Khelif menuju puncak dibayangi kontroversi seputar kelayakannya bertanding di kompetisi wanita.
Tahun lalu, ia didiskualifikasi dari Kejuaraan Tinju Dunia Wanita setelah gagal dalam tes kelayakan gender.
Meskipun IBA, yang menyelenggarakan tes tersebut, tidak pernah memberikan bukti yang mendukung klaim mereka bahwa Khelif memiliki kromosom XY, kontroversi ini terus membayangi kariernya.
Khelif, yang terlahir dan selalu mengidentifikasi diri sebagai perempuan, juga menghadapi serangan di media sosial setelah kemenangannya yang cepat atas Angela Carini dari Italia. Carini sendiri telah meminta maaf atas reaksinya dan komentarnya, tetapi Khelif terus menjadi sasaran pelecehan online.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Khelif berhasil mengatasi rintangan dan meraih medali emas Olimpiade. Kemenangan ini memberinya hadiah uang sebesar $100,000, yang setengahnya akan ia terima langsung, sementara sisanya akan dibagi antara Federasi Nasional dan pelatihnya.
Namun, pemberian hadiah uang ini dilakukan oleh IBA, yang sebelumnya mendiskualifikasi Khelif. Situasi ini dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut terkait kontroversi gender yang melibatkan Khelif.
(Sumber)