Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto diprediksi akan menjadi juru damai Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan menilai perseteruan PBNU dengan PKB terjadi karena kepentingan politik rezim untuk memenangkan pemilihan umum (Pemilu) Serentak 2024.
Saat ini, menurut Yusak perseteruan antara PBNU dengan PKB tidak begitu instens, karena tinggal beberapa pekan lagi jelang pelantikan Presiden terpilih 2024 pada 20 Oktober 2024.
Dosen politik Universitas Pamulang (Unpam) itu meyakini, setelah Prabowo resmi dilantik, PBNU dan PKB akan didamaikan Prabowo dengan cara melibatkan keduanya dalam pemerintahan.
“Kalau melihat karakter politik Prabowo yang akomodatif, saya kira faksi PKB Cak Imin dan faksi PBNU tetap akan diakomodir dalam kabinet untuk meredam kisruh internal keduanya,” ujar Yusak kepada RMOL, Jumat (13/9).
Menurut Yusak, karakteristik Prabowo enggan ada kekisruhan, apalagi ketika nanti memerintah. Karena kata Yusak, bagi Prabowo stabilitas politik menjadi nomor satu yang harus dijaga.
Oleh karena itu, Yusak meyakini Prabowo bakal memberikan lebih banyak jatah kursi menteri kepada PBNU.”Soal siapa yang lebih kuat, ya saham NU terhadap kemenangan Prabowo tentu lebih besar daripada PKB karena PKB tidak mendukung Prabowo,” tuturnya.
“Bisa saja jatah NU lebih banyak di kabinet Prabowo dibanding PKB. Kalau ini terjadi, secara politik PBNU menang 1-0 atas PKB Cak Imin,” demikian Yusak menambahkan.
(Sumber)