News  

Mendag Enggar Ingin Tambah Impor Jagung dan Daging Sapi Brasil

Musim kemarau yang berkepanjangan diprediksi akan membuat kekeringan melanda Indonesia. Atas dasar itu, Kementerian Perdagangan meminta Kementerian Pertanian untuk menerbitkan rekomendasi impor jagung.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, musim kemarau yang berlangsung lebih lama diperkirakan menyebabkan produksi jagung dalam negeri merosot.

“Kami minta rekomendasi (impor), yang tahu kementerian teknis bahwa akan terjadi kekeringan,”‎ kata Enggar saat ditemui di kawasan Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8).

Enggar menjelaskan bahwa impor jagung juga perlu dilakukan karena saat ini harga jagung produksi dalam negeri lebih mahal dibandingkan impor dari Brasil.‎ Mahalnya jagung dari dalam negeri, kata Enggar, akan menyulitkan produsen pakan ternak.

“Harga jagung kita lebih mahal daripada harga jagung impor dari Brasil yang perjalanannya 3 bulan. Artinya harus ada sesuatu yang kita introspeksi,” ujarnya.

Menurut dia, dengan harga jagung yang mahal maka produsen pakan ternak akan beralih ke gandum. Padahal sebenarnya harga gandum lebih mahal dibandingkan jagung.

Namun, Enggar tidak menyebut berapa jumlah jagung yang harus diimpor. Menurutnya, angka kebutuhan impor jagung tersebut akan diumumkan setelah Kementerian Pertanian mengeluarkan rekomendasi.

Selain jagung, Enggar mengungkapkan pemerintah akan mengimpor daging sapi beku dari Brasil sebanyak 50.000 ton. Rencananya izin impor daging sapi itu akan diterbitkan Kementerian Perdagangan hingga akhir tahun 2019.

Enggar meyakini apabila impor itu terealisasi, maka harga daging sapi di dalam negeri akan turun. Ia membeberkan, harga daging sapi asal Brasil lebih murah dibandingkan asal Australia.

“Mahalan Australia walaupun yang satu dekat, yang satu jauh. Tapi dengan masuk dari Brasil, Australia mungkin akan turunkan,” jelas Enggar.

Adapun kemungkinan penurunan harga itu dikarenakan Australia memiliki pesaing dengan harga yang lebih murah, sehingga secara otomatis akan menetapkan harga yang kompetitif. Menurut dia, kualitas daging sapi asal Brasil tak kalah dengan daging sapi asal Australia.

Rencananya izin impor itu akan diserahkan ke 3 BUMN, yakni Bulog sebanyak 30 ribu ton, PPI sebanyak 10 ribu ton, dan Berdi‎kari sebanyak 10 ribu ton.

“Sekarang impor daging sapi dari Brasil ditetapkan 50.000 ton. Setelah ditetapkan, saya kirim surat ke Menteri BUMN berdasarkan ketetapan rakor menko agar Menteri BUMN memberikan penugasan,” ujarnya.

Sementara itu untuk masalah penyaluran daging sapi impor, Enggar memberikan keleluasaan kepada BUMN untuk menggandeng swasta sebagai penyalur. Namun untuk importir, ia menegaskan harus dari BUMN. [kumparan]