News  

Uang Palsu di UIN Makassar Rencananya Untuk Dipakai Kampanye Pilkada 2024

Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Yudhiawan Wibisono mengaku sempat tak percaya yang ditemukan dalam sindikat uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar Kabupaten Gowa, Sulsel.

Pasalnya dari hasil penyelidikan, salah satu tersangka berencana menggunakan uang palsu produksinya tersebut untuk keperluan dana kampanye di Pilkada 2024.

“Ini cukup menarik ya. Jadi tersangka ini mengajukan proposal pendanaan pilkada di Barru, tapi enggak jadi,” kata Yudhiawan dalam konferensi pers, Kamis (19/12/2024).

Meski begitu, Kapolda tak menjelaskan siapa tersangka yang akan menggunakan uang palsu tersebut untuk kepentingan kampanye Pilkada 2024.

Yudhiawan menyebut, rencana tersebut batal dilakukan karena tersangka tidak mendapatkan rekomendasi partai politik pada Pilkada Barru kemarin.

“Uang-uang yang dicetak akan dipakai untuk itu (pilkada), tapi tidak jadi. Tidak ada partai yang mencalonkan,” katanya.

Yudhiawan mengungkapkan salah satu tersangka memang memiliki niat menjadikan uang palsu itu untuk politik uang atau money politics, namun tidak jadi.

“(Tersangka) dia (niatkan) nanti disebarkan dengan uang palsu supaya bisa memilih yang bersangkutan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap jika pabrik pembuatan uang palsu di kampus Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulsel sudah beroperasi sejak 2010.

“Dari hasil interogasi, timeline pembuatan uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, terus kemudian 2011 sampai 2012,” kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono di Polres Gowa, Kamis (19/12/2024).

Dia menjelaskan proses produksi uang palsu di Kampus UIN Makassar tersebut sempat berhenti, namun kembali beroperasi pada 2022 lalu.

“Juni 2022 ini kembali lagi untuk merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi, rencananya pembuatan ini dari 2022, kalau 2010 masih taraf pengenalan,” ungkapnya.

Yudhiawan mengatakan, para pelaku membeli mesin cetak uang palsu produksi China pada Oktober 2024 dari Surabaya. Setelah itu, para pelaku kembali beroperasi membuat uang palsu hingga saat ini.

“Oktober 2022 sudah membeli alat cetak dan pemesanan kertas kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi. Untuk uang kertasnya itu juga impor beli dari China, bahan baku juga tinta, dan lain sebagainya beli dari China,” bebernya.

Lebih lanjut, Yudhiawan menambahkan pelaku mulai bertemu dan membuat kerja sama termasuk dengan kepala perpustakaan UIN Makassar, Andi Ibrahim (AI) pada Juli 2024.

“Ada saling kerja sama di antara mereka untuk proses pembuatan dan di viralkan melalui grup WhatsApp. Jadi ditawarkan di grup,” katanya.(Sumber)