News  

‘No Buy Challenge 2025’, Tren Gaya Hidup Minimalis Yang Viral di Medsos

Belakangan ini Beauties mungkin sering mendapati istilah “No Buy Challenge 2025” berseliweran di media sosial. Sempat dibahas di CNN Bussiness pada tahun 2024, tantangan ini kini kembali viral di berbagai platform media sosial, terutama TikTok.

Kampanye ini mengajak partisipan untuk tidak membeli barang atau jasa yang tidak esensial selama periode tertentu, misalnya satu bulan, tiga bulan, atau bahkan sepanjang tahun.

Melansir Wollipop, tujuan utama dari No Buy Challenge adalah meningkatkan kesadaran tentang kebiasaan belanja, mengurangi pembelian impulsif, serta memupuk kebiasaan menabung.

Berkaitan dengan kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen, rupanya fenomena ini jadi banyak peminat di awal tahun 2025 sebagai respons atas kondisi ekonomi global yang memprediksi kenaikan harga kebutuhan pokok.

Lebih lanjut, yuk, simak seluk beluknya berikut ini!

Apa Itu No Buy Challenge?

Melansir WollipopNo Buy Challenge pertama kali muncul di platform Instagram beberapa tahun lalu, di mana komunitas kecil berbagi tips hemat. Konsepnya sederhana: partisipan menghindari pembelian barang-barang yang sifatnya keinginan (wants), bukan kebutuhan (needs). Tantangan ini tidak hanya bertujuan untuk menghemat uang, tetapi juga untuk mengurangi konsumsi berlebihan dan mempromosikan gaya hidup minimalis.

Wants adalah barang yang dianggap non-esensial, yaitu mencakup segala sesuatu yang tidak benar-benar dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, seperti pakaian baru, gadget, barang dekoratif, bahkan kopi dari kafe. Sebaliknya, needs adalah barang-barang esensial seperti bahan makanan, tagihan, dan layanan kesehatan, sehingga tetap boleh dibeli.

Mengapa Challenge Ini Menjadi Tren?

Awal tahun 2025 tak bisa dipungkiri memang membawa berbagai perubahan, termasuk soal kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang kini dibatalkan. Kebijakan ini menuai protes lantaran diperkirakan akan memengaruhi harga barang dan jasa.

Kabar kenaikan PPN menjadi 12 persen juga diprediksi akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang mulai berpikir ulang sebelum melakukan konsumsi. Dalam kondisi ini, muncullah sebuah tren unik di kalangan pengguna TikTok, yaitu No Buy Challenge 2025. Tren ini juga selaras dengan keinginan banyak orang untuk hidup lebih sederhana dan mengurangi stres akibat tekanan finansial.

Manfaat Mengikuti No Buy Challenge

Perencana Keuangan Rista Zwestika, melansir Hai Bunda, mengungkapkan bahwa No Buy Challenge menawarkan banyak manfaat, baik secara finansial maupun psikologis. Berikut beberapa di antaranya:

  • Menghemat Pengeluaran: Dengan mengurangi belanja tidak perlu, lebih banyak uang bisa dialokasikan untuk tabungan atau investasi.
  • Meningkatkan Kesadaran Finansial: Partisipan belajar membedakan kebutuhan dan keinginan, sekaligus menyadari pola belanja yang sering impulsif. Selain itu, ketika tidak membeli barang baru, Beauties akan lebih kreatif memanfaatkan barang yang sudah dimiliki.
  • Mengurangi Stres Finansial: Dengan mengontrol pengeluaran, Beauties merasa lebih stabil secara finansial.
  • Mendukung Gaya Hidup Minimalis: No Buy Challenge sejalan dengan prinsip minimalisme, yaitu memiliki barang yang benar-benar bernilai dan berguna. Tren ini mendorong untuk lebih fokus pada kualitas daripada kuantitas.
  • Dampak Positif terhadap Lingkungan: Mengurangi konsumsi berarti juga mengurangi limbah dan jejak karbon.
  • Mengurangi Konsumsi Berlebihan: Tantangan ini membantu mengurangi kebiasaan membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Ini juga memberikan dampak positif pada lingkungan karena mengurangi sampah dan jejak karbon.

Melalui tantangan ini, Beauties akan belajar untuk berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu. Apakah barang tersebut benar-benar penting? Atau hanya sekadar keinginan sesaat? Dengan demikian, hal ini juga akan menjadi investasi kebiasaan baik di masa depan

Langkah-Langkah Menerapkan No Buy Challenge 2025

Mempertimbangkan berbagai ketidakpastian dan kebijakan yang berlaku, No Buy Challenge 2025 sepertinya menjadi alternatif yang menarik untuk diterapkan? Lalu bagaimana cara melakukannya? Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  • Tentukan Tujuan: Pahami alasanmu mengikuti tantangan ini, misalnya menabung untuk liburan atau melunasi utang.
  • Buat Aturan Jelas: Tentukan apa saja yang masuk kategori “tidak boleh dibeli (non-esensial)” dan perjelas batas waktunya (misalnya sebulan, dua bulan, dst).
  • Susun Anggaran Esensial: Fokuskan anggaran hanya untuk kebutuhan pokok, seperti makanan, transportasi, dan kesehatan.
  • Catat Pengeluaran: Selalu pantau pengeluaran agar tetap disiplin dengan tantangan ini.
  • Hindari Godaan Belanja: Kurangi waktu scrolling di e-commerce atau media sosial.
  • Cari Alternatif: Misalnya, daripada membeli baju baru, pertimbangkan untuk memadukan kembali pakaian lama.
  • Pantau Kemajuan: Catat pengeluaran dan evaluasi setiap minggu.

Agar metode ini tidak terlalu bikin stres, Beauties masih bisa, kok, tetap membuat perayaan kecil atas pencapaian yang diperoleh. Setelah selesai, rayakan dengan cara sederhana, seperti berkumpul dengan keluarga atau menikmati hiburan gratis. Tidak perlu pesta meriah, yang penting kamu bisa menikmati momen tak terlupakan bersama orang dekat.

Selain itu, agar lebih terukur, kamu bisa ikut serta dalam komunitas daring seperti TikTok untuk saling memberi dukungan dan tips selama menjalani tantangan ini.

Siapkah Kamu Ambil Bagian?

Fenomena ini menjadi cara banyak orang untuk menghadapi tantangan ekonomi tahun 2025. Selain itu, tren ini juga dipicu oleh keinginan untuk melawan konsumerisme yang sering kali didorong oleh media sosial. Beberapa orang melakukannya demi memperbaiki kondisi keuangan, sementara yang lain ingin mendukung keberlanjutan lingkungan.

Meski terdengar sederhana, tantangan ini membutuhkan komitmen tinggi. Namun, jika dilakukan dengan bijak, No Buy Challenge dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi kesehatan finansial dan mental. Apakah Beauties siap berpartisipasi?(Sumber)