Marc Klok, gelandang Timnas Indonesia, mengungkapkan bahwa ia memiliki konflik dengan mantan pelatih Timnas, Shin Tae-yong (STY). Dalam wawancara dengan ESPN Belanda pada Jumat, (10/1) pemain Persib Bandung tersebut menyebut bahwa Shin adalah sosok yang sulit menerima masukan.
“Tidak Terima Masukan”
“Dia (STY) tidak terima masukan dan merasa di atas tim,” ungkap Klok, yang memulai debutnya bersama Timnas senior Indonesia di bawah arahan pelatih asal Korea Selatan itu pada 2022.
Meski awalnya menjadi pemain andalan, posisi Klok di Timnas mulai meredup sejak Piala Asia 2023. Bahkan, ia terakhir kali memperkuat Garuda dalam pertandingan melawan Vietnam pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, Maret lalu.
Konflik dengan STY
Klok mengungkapkan bahwa konflik tersebut bermula ketika ia mencoba berdiskusi tentang strategi permainan dengan STY. Namun, hal itu tidak berjalan sesuai harapan.
“Saya punya konflik dengan pelatih nasional sebelumnya. Kalau Anda coba berdiskusi dengan dia, nama Anda bisa dicoret. Itu yang membuat saya keluar,” jelasnya.
Kendala Bahasa Jadi Faktor
Selain soal strategi, Klok juga menyoroti kendala bahasa yang menurutnya menjadi salah satu pemicu friksi antara STY dan pemain.
Meski demikian, Klok tidak menutup mata terhadap kontribusi besar Shin Tae-yong selama hampir lima tahun melatih Timnas Indonesia. “Meski begitu, banyak masyarakat Indonesia memuji Shin Tae-yong, yang sudah hampir lima tahun melatih Indonesia. Pemecatannya sangat mengejutkan karena dia berhasil mencapai banyak hal dalam mengembangkan para pemain dan sepak bola di negara ini,” tambah Klok.
Era Baru Bersama Kluivert
Setelah resmi memecat Shin Tae-yong pada Senin (6/1), PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Penunjukan Kluivert diumumkan melalui akun media sosial resmi PSSI pada Rabu (8/1).
Klok dan pemain lainnya kini menanti untuk beradaptasi dengan filosofi baru di bawah kepemimpinan mantan striker legendaris Belanda tersebut. Keputusan ini menjadi sorotan publik, mengingat besarnya ekspektasi terhadap perkembangan sepak bola Indonesia di tangan pelatih Eropa.(Sumber)