News  

Makan Bergizi Gratis Masih Berantakan, Kepala BGN Justru Minta Tambah Anggaran Rp. 100 Triliun

Eksekusi program makan bergizi gratis yang dikomandoi Badan Gizi Nasional (BGN) berantakan. Di tengah banyaknya persoalan, Kepala BGN Dadan Hindayana malah meminta tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun.

Dia mengatakan, tambahan anggaran ini akan digunakan untuk menyasar 82,9 juta penerima MBG hingga akhir tahun 2025.

“Gini, kalau dari hitungan Badan Gizi, kalau tambahan itu terjadi di September, sebetulnya Rp100 triliun sudah cukup untuk memberi makan 82,9 juta (penerima MBG),” kata Dadan di Jakarta, dikutip Sabtu (18/1/2025).

Dadan berdalih, anggaran Rp71 triliun yang sudah dialokasikan untuknya hanya mampu mencukupi 17,5 juta anak penerima program. “Untuk sementara yang sudah fix itu Rp 71 triliun, itu kalau tidak ada penambahan maka akan mencapai 15 sampai 17,5 juta penerima manfaat,” ujarnya.

Asal tahu saja, berantakannya eksekusi MBG sudah membuat Presiden Prabowo Subianto gelisah. Orang nomor satu di Indonesia itu, merasa gelisah lantaran dapur MBG gagal penuhi target. “Ya tentu, tentu. Saya sudah jelaskan bahwa beliau gelisah banyak anak-anak yang iri kenapa yang lain sudah dapat,” kata Dadan.

Tak heran jika Prabowo gelisah. Sebab, MBG yang telah berjalan sejak Senin (6/1/2025), hingga saat ini belum cukup merata di seluruh sekolah.

Tidak usah jauh-jauh, di ibu kota saja masih terdapat sekolah yang tak kebagian program ini. Padahal letak sekolah terbilang dekat dari SPPG (dapur MBG).

Seperti yang dialami SMAN 14 Cililitan Jakarta Timur. Wakil Kepala Sekolah SMAN 14 Bidang Kehumasan, Zsa Zsa Ryana kepada Inilah.com, mengaku 756 siswanya sudah menanyakan kapan sekolahnya akan mendapatkan program MBG. Para guru pun juga tidak tahu mengapa sekolahnya belum kebagian.

Sekolah sudah dapat pun tak luput dari persoalan. Sejumlah siswa SD Negeri Dukuh 03 Sukoharjo, keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (16/1/2025).

Kepala SD Negeri Dukuh 03, Lilik Kurniasih mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Di mana sebelumnya makanan datang sekitar pukul 09.00 WIB.

“Disini ada 200 siswa, ada sekitar 10 anak yang merasa mual setelah makan, hampir satu kelas ada,” katanya saat ditemui di SD Negeri Dukuh 03 seperti dikutip Inilahjateng, Kamis (16/1/2025).

Sejumlah anak yang keracunan tersebut merupakan siswa dari kelas 1 hingga 6. Mereka rata-rata mencium bau basi dari ayam tepung yang mereka santap.

Adapun menu pada Kamis (16/1/2025) yakni nasi putih, ayam tepung, cah wortel tahu, buah naga dan susu. “Ada yang merasa mual, pusing dan ada satu anak yang mutah,” bebernya.

Belum lagi dugaan korupsi. Sumber Inilah.com mengungkap ada indikasi oknum BGN memonopoli ompreng atau wadah makan.

Permainan dimulai dari spesifikasi yang sulit dan rinci, seperti wadah yang dibutuhkan, berjenis lima sekat dengan material stainless SUS304.

Ukurannya harus 28x22x4 cm, dengan ketebalan 0,4 mm. Kandungan nikel wajib di bawah 10 persen dan tingkat cromium-nya 8.

Harga per ompreng, di sejumlah marketplace, dibanderol Rp47.000-55.000. Rata-rata dapur MBG ditargetkan memproduksi 3.000 porsi, artinya dana pengadaan wadah makan sekitar Rp141-165 juta.

Ironisnya lagi, sumber yang sama menyebut, bahwa para calon mitra akan diarahkan oleh oknum Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membeli lewat vendor yang ditunjuk, per ompreng dihargai Rp70.000.

Boleh saja beli di tempat lain, tapi akan diberi batas waktu yang sempit. Begitu terlambat, wajib beralih ke vendor yang ditunjuk oknum tersebut. “BGN tuh amburadul. Korupsi dari atas ke bawah,” ujarnya.

Selain itu, janji Badan Gizi Nasional (BGN) soal pelibatan UMKM dalam program makan bergizi gratis sepertinya juga sekadar ‘omon-omon’.

Terbukti dua restoran mewah punya Grup Sri Rejeki Isman (Sritex) didapuk menjadi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur MBG.

Dua restoran itu adalah Diamond dan Daegu Korean Grill, keduanya ditunjuk sebagai SPPG atau dapur MBG. Mereka bertugas memasok makanan bagi siswa sekolah di daerah Laweyan.(Sumber)