Reliji  

Jangan Seperti Lentera! Terangi Sekeliling Tapi Membakar Dirinya Sendiri

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang umatnya dari perbuatan membakar dirinya. Beliau menyebutkan orang ini sebagai, “Seperti lentera yang menerangi manusia tapi membakar dirinya sendiri.” Siapakah mereka yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani ini?

Mereka adalah orang-orang yang menyerukan kebaikan kepada sesama, tetapi justru melupakan, mengabaikan, atau enggan melakukannya sendiri.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain namun melupakan dirinya sendiri adalah seperti lentera yang menerangi sekelilingnya tetapi membakar dirinya sendiri.”

Mereka sibuk berdakwah, menghabiskan hari-hari mereka untuk memperbaiki lingkungan, tetangga, dan masyarakat di sekitarnya.

Namun, ironisnya, mereka sendiri lalai menjalankan kebaikan yang mereka serukan. Bahkan, selain melupakan diri mereka sendiri, mereka juga mengabaikan kebaikan tersebut untuk keluarga atau orang-orang terdekat mereka.

Akibatnya, waktu mereka habis untuk beraktivitas di luar, menyampaikan ceramah, mengunjungi banyak orang, dan menyerukan kebaikan.

Namun, saat sendirian, mereka justru melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran yang mereka dakwahkan.

Mereka berjudi, berzina, mabuk, bermaksiat, meninggalkan shalat, enggan bersedekah, dan tidak menunaikan hak orang lain, padahal kepada masyarakat mereka memerintahkan untuk menjauhi judi, meninggalkan zina, menjauhi maksiat, rajin shalat, bersedekah, dan memenuhi hak orang lain.

Mungkin mereka lupa bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya. Atau, mungkin mereka sengaja mengabaikan kenyataan bahwa Allah Ta’ala akan murka kepada orang-orang yang menyerukan kebaikan tetapi tidak melaksanakannya.

Ini seperti perilaku Ahli Kitab yang menyeru orang lain untuk beriman, tetapi mereka sendiri kafir. Mereka mengajak kepada kebaikan, tetapi sibuk dengan keburukan dan menyebarkannya.

Sebaliknya, orang-orang beriman adalah mereka yang sibuk memperbaiki diri dan melaksanakan kebaikan, sembari mengajak keluarga serta orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Mereka menyadari ketidaksempurnaan diri, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan kualitas diri dan amalnya.

Bersamaan dengan itu, mereka juga mengajak orang lain untuk berbuat baik. Bukankah doa orang yang terzalimi tidak terhalang antara dirinya dengan Allah SWT?

Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang beriman yang tidak hanya melakukan amal saleh tetapi juga mengajak orang lain kepada kebaikan.

Semoga kita senantiasa dijauhkan dari perbuatan yang merugikan diri sendiri, yaitu menyerukan kebaikan tetapi mengingkari dan tidak mengamalkannya. Aamiin.