Presiden RI, Prabowo Subianto membawa buah tangan setelah lawatannya ke India yakni alutsista berupa rudal Brahmos. Kesepakatan terjadi kala Presiden Prabowo beserta rombongan kenegaraan berkunjung ke New Delhi dalam menghadiri perayaan Hari Nasional India yang digelar pada Minggu, 26 Januari 2025 lalu.
Rencananya, Indonesia bakal memborong rudal Brahmos sekitar USD 450 juta (Rp 7,3 triliun) kepada India. India adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu membangun kapal induk beserta piranti amunisinya di dalam negeri.
Sebelumnya pada tanggal 26 Januari, pejabat senior dari Jakarta menyatakan minatnya bekerja sama dalam pembangunan kapal induk selama pertemuan baru-baru ini dengan pihak India, sumber pertahanan mengatakan kepada ANI.
“Pejabat India juga berupaya meningkatkan kerja sama dengan Jakarta di bidang pembuatan kapal,” ungkap mereka.
India telah berhasil mengirimkan rudal BrahMos ke Filipina, yang telah memesan senilai lebih dari USD 335 juta beberapa tahun yang lalu. Pengiriman rudal tersebut sudah berlangsung, dengan lebih banyak lagi yang diharapkan segera.
Sebelumnya pada tanggal 25 Januari, Sekretaris (Timur) Kementerian Luar Negeri, Jaideep Mazumdar, berbicara tentang pengembangan hubungan di sektor pertahanan. Ia mengatakan pembicaraan mengenai penguatan di sektor pertahanan menjadi fokus bahasan antara Indonesia dan India.
“Kerja sama industri pertahanan merupakan salah satu bidang penting yang disebutkan. Segala hal mulai dari latihan bersama hingga koordinasi dan kolaborasi yang jauh lebih besar hingga pembicaraan yang lebih besar hingga pertukaran pelatihan yang lebih besar, serta hal-hal seperti perbaikan dan pemeliharaan platform bersama, dibahas.”
Yang penting, disebutkan juga kedua negara menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman di lima bidang yaitu kesehatan, maritim, pengobatan tradisional, pengembangan digital, dan pertukaran budaya antara kedua negara. Kedua pihak juga memutuskan bekerja sama di bidang energi, mineral penting, serta sains dan teknologi.
Brahmos Untuk Indonesia
Melansir artikel berjudul “Indonesia Explores BrahMos Technology Collaboration with India” yang dimuat oleh laman The Defense Post pada 23 Desember 2024, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin juga tidak hanya mengharapkan akuisisi unit rudal semata.
Tetapi juga menginginkan transfer teknologi agar sumber daya manusia (SDM) lokal bisa memproduksinya sendiri. Sehingga jika Indonesia memiliki stok rudal BrahMos dalam jumlah yang sangat memadai, ini tidak hanya menambah kekuatan TNI AL semata namun juga Bakamla RI.
Dan artinya, ini merupakan ancaman bagi eksistensi Ten Dash Line yang selama ini dibangun China untuk mengukuhkan dominasinya di Laut Natuna Utara. Pendek kata, CCG tak boleh lagi bermain-main di kawasan paling strategis bagi NKRI ini jika tak ingin menjadi sasaran sergapan Bakamla RI.
Sebelumnya, manuver China menguasai Laut Natuna Utara tidak hanya menjadi ancaman bagi kedaulatan NKRI semata. Tetapi juga salah satu negara tetangga yakni Filipina di mana mereka kerap harus dihadapkan dengan masuknya China Coast Guard (CCG) yang kerap masuk ke wilayah negara tersebut tanpa izin.
Karena itulah Indonesia membeli rudal BrahMos yang bukan hanya berguna bagi TNI AL namun juga Bakamla RI untuk menghancurkan “Ten Dash Line” atau sepuluh garis putus-putus yang mendasari klaim China atas Laut Natuna Utara yang meresahkan Indonesia.