Reliji  

Kemenag Terbitkan Buku Paket Manasik Haji 2025, Fokus Istithaah Kesehatan Hingga Fikih Taysir

Kementerian Agama (Kemenag) akan menerbitkan buku paket manasik haji yang memuat berbagai aspek penting terkait pelaksanaan ibadah haji 2025. Buku ini akan mengulas istithaah kesehatan, fikih taysir, serta nilai-nilai filosofis ibadah haji untuk membantu jamaah dalam mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Tanah Suci.

“Pada penyelenggaraan haji 2025, angka kematian jamaah kita upayakan dapat ditekan dengan adanya kebijakan istithaah kesehatan. Oleh karena itu, edukasi melalui bimbingan manasik haji sangat penting,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, di Jakarta, Jumat (26/1/2025).

Fokus pada Kesehatan Jamaah Lansia

Hilman menjelaskan bahwa salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami jamaah haji Indonesia pada 2024 adalah demensia, terutama di kalangan jamaah lansia berusia 65 tahun ke atas.

“Kondisi ini perlu kita antisipasi karena jumlah jamaah lansia yang berangkat tahun ini masih cukup tinggi,” tambahnya.

Buku paket manasik haji ini akan membantu jamaah memahami kondisi riil di Arab Saudi sehingga mereka dapat mempersiapkan diri lebih matang.

Fikih Taysir untuk Jamaah Lansia dan Risti

Direktur Bina Haji Kemenag, Musta’in Ahmad, menyebut buku ini juga mengangkat konsep fikih taysir, yaitu panduan beribadah haji dengan kemudahan bagi jamaah lansia, sakit, atau berisiko tinggi (risti).

“Buku ini akan memuat pandangan fikih taysir dalam perhajian, serta nilai-nilai filosofis dan sufistik dari haji yang akan membangun kuatnya kemabruran jamaah,” jelasnya.

Membantu Jamaah Mewujudkan Haji Mabrur

Musta’in berharap buku ini menjadi pedoman yang membantu jamaah mencapai haji mabrur.

“Harapannya, buku ini dapat mengantarkan jamaah untuk melaksanakan ibadah dengan penuh kemuliaan, khidmat, dan humanis,” katanya.

Dengan penerbitan buku paket manasik haji ini, Kemenag berkomitmen memberikan bimbingan yang lebih komprehensif agar jamaah tidak hanya memahami tata cara ibadah haji secara teknis, tetapi juga dapat menunaikannya dengan nyaman, aman, dan sesuai tuntunan syariat