Jika tak ada aral, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin (24/2/2025). Untuk berdiri sejajar dengan Temasek atau Khazanah, bukan perkara mudah.
Ekonom UPN Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai pentingnya independensi badan baru ini dari berbagai kepentingan politik.
“Itu jika pemerintah saat ini serius menjadikan BPI Danantara terus membesar seperti dua lembaga serupa yang telah lebih dahulu sukses. Yakni, Temasek Holdings di Singapura atau Khazanah Nasional di Malaysia,” papar Manur, sapaan akrabnya di Jakarta, Minggu (23/2/2025).
Dia bilang, Temasek Holdings dibentuk pada 1974 dengan tujuan mengelola investasi negara secara independen. Keberhasilan Temasek tidak hadir dalam semalam.
Namun harus melalui berbagai fase reformasi, pembelajaran dari kegagalan, serta peningkatan tata kelola dan profesionalisme selama bertahun-tahun.
“Salah satu faktor kunci yang membuat Temasek berhasil adalah independensi dari intervensi politik. Struktur kepemimpinan yang profesional, serta transparansi menimbulkan kepercayaan investor,” terang Matnur.
Tak beda dengan Khazanah Nasional yang didirikan pada 1993, menurut dia, menghadapi jalan panjang dan berliku sebelum akhirnya dianggap sebagai badan pengelola investasi (sovereign wealth fund/SWF) yang kompetitif.
Menurutnya, baik Temasek maupun Khazanah memiliki tantangan internal, termasuk restrukturisasi perusahaan negara, pengelolaan aset strategis, dan peningkatan daya saing global.
“Keberhasilan Khazanah sangat bergantung pada kredibilitasnya dalam mengelola investasi dan menjaga profesionalisme dalam tata kelola aset negara. Ini yang perlu dicontoh,” pungkasnya.
Tersiar kabar, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Rosan P Roeslani diplot menjadi Kepala BPI Danantara.
Mantan Ketua TKN Prabowo-Gibran itu, menggeser posisi Muliaman D Hadad yang sejak awal menggarap pembentukan badan baru ini.
Dia tak sendiri, ada Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Dony Oskaria yang dekat dengan pengusaha Chairul Tanjung (CT Corp). Dia akan menjabat Wakil Kepala Bidang Operasional BPI Danantara.
Satu lagi, Wakil Bendahara Umum Pandu Sjahrir yang juga keponakan Luhut Binsar Pandjaitan kemungkinan bakal menjadi Wakil Kepala Bidang Investasi BPI Danantara.
Lalu ke mana Muliaman D Hadad? Kabarnya, pendiri Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, bakal menempati posisi sebagai Kepala Dewan Pengawas (Dewas) BPI Danantara. Bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, serta Menteri BUMN, Erick Thohir.
Banyak yang mengincar posisi puncak di BPI Danantara. Maklumlah, lembaga anyar ini sangat strategis, karena mengelola aset 7 BUMN kakap senilai Rp14.700 triliun.(Sumber)