Wisata  

Sejarah 7 Pesantren Tertua di Jawa Tengah, Pusat Islam Aswaja Sejak Zaman Dulu

Jawa Tengah memiliki sejumlah pesantren bersejarah yang bukan hanya pusat pendidikan Islam, tetapi juga penjaga tradisi Aswaja dan budaya Jawa. Salah satu pesantren yang terkenal adalah Tegalrejo, tempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah menimba ilmu.

Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H, pesantren-pesantren ini semakin aktif dalam mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pengajian, tadarus Al-Qur’an, dan program berbagi kepada masyarakat.

Berikut tujuh pesantren bersejarah di Jawa Tengah yang memiliki pengaruh besar dalam dunia pendidikan Islam dan kebudayaan Jawa.

1. Pesantren Tegalrejo, Magelang

Sejarah dan Profil Pondok Pesantren API Tegalrejo - wikiSANTRI

Didirikan oleh Kiai Chudori pada September 1944 di kaki Gunung Merbabu, Tegalrejo, Magelang, pesantren ini kini memiliki lebih dari 2000 santri. Kiai Chudori, yang merupakan santri dari berbagai pesantren besar seperti Tebuireng dan Lasem, mendirikan pesantren ini setelah melalui perjalanan spiritual dan pendidikan panjang.

Saat revolusi kemerdekaan, pesantren ini menjadi benteng perjuangan gerilyawan Republik. Selain menjadi pusat pendidikan Islam, Pesantren Tegalrejo juga dikenal sebagai pelindung kesenian rakyat, sebuah tradisi yang terus diwariskan oleh para pengasuhnya. Di bulan Ramadan, pesantren ini mengadakan program pesantren kilat dan buka puasa bersama bagi masyarakat sekitar.

2. Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen

Tahun Pertama, Akademi Komunitas Al Kahfi Jaring 67 Mahasiswa Baru

Sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia, Pesantren Al-Kahfi Somalangu didirikan pada 4 Januari 1475 oleh Sayyid Muhammad Ishom Al-Hasani. Pesantren ini telah bertahan lebih dari lima abad dan mendapat penghargaan dari PBNU atas kontribusinya dalam pendidikan Islam dan pembinaan moral generasi muda. Setiap Ramadan, pesantren ini menggelar tadarus Al-Qur’an 24 jam dan pembagian zakat fitrah kepada kaum dhuafa.

3. Pesantren Luhur Dondong, Semarang

Pesantren Luhur Dondong, Ponpes Tertua di Jawa Tengah Tempat Kiai Sholeh  Darat Nyantri - Tribunjateng.com

Didirikan oleh Kyai Syafi’i Pijoro Negoro pada tahun 1609, pesantren ini memiliki sejarah panjang dalam perjuangan Islam dan kemerdekaan. Kyai Syafi’i turut serta dalam pasukan Sultan Agung yang menyerang Batavia. Pesantren ini juga dikenal sebagai pusat kajian Islam di daerah Ngaliyan, Semarang Barat. Pada Ramadan, santri-santri di pesantren ini aktif berdakwah ke berbagai pelosok daerah, menyebarkan ilmu Islam kepada masyarakat.

4. Pesantren Jamsaren, Solo

Pondok Pesantren Jamsaren Solo

Berdiri sejak 1750, Pesantren Jamsaren adalah pesantren tertua di Solo. Didirikan pada masa Pakubuwono IV, pesantren ini menjadi tempat pendidikan bagi ulama besar seperti Kiai Jamsari. Hingga kini, Jamsaren tetap menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang penting di Solo. Kegiatan Ramadan di pesantren ini mencakup kajian kitab kuning dan buka puasa bersama dengan warga sekitar.

5. Pesantren Darussalam Watucongol, Magelang

Pondok Pesantren Darussalam Timur Watucongol | video profil

Berdiri sekitar tahun 1820-1830 oleh KH Abdurrauf, pesantren ini memiliki keunikan jumlah santrinya yang selalu kurang dari 1000 orang. Berlokasi di Gunung Pring, Muntilan, pesantren ini memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pendidikan Islam di daerah Magelang. Selama Ramadan, pesantren ini menyelenggarakan i’tikaf dan kajian keislaman untuk meningkatkan pemahaman agama santri dan masyarakat.

6. Pesantren Girikusumo, Demak

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Girikusumo Demak Halaman 1 -  Kompasiana.com

Didirikan oleh Syekh Muhammad Hadi pada tahun 1868, pesantren ini berlokasi di Banyumeneng, Mranggen, Demak. Fokus pesantren ini adalah pendidikan akhlak dan ilmu agama, menjadikannya salah satu pesantren yang memiliki peran penting dalam membina generasi Muslim di Jawa Tengah. Setiap Ramadan, Girikusumo menggelar santunan bagi anak yatim dan dhuafa, serta ceramah keislaman yang terbuka untuk umum.

7. Pesantren Al-Fatah Parakancanggah, Banjarnegara

Pesantren Al-Fatah Bandung Barat | Pesantren › LADUNI.ID - Layanan  Dokumentasi Ulama dan Keislaman

Didirikan oleh KH Abdul Fatah pada tahun 1901, pesantren ini berkembang dari sebuah masjid kecil di Parakancanggah, Banjarnegara. Hingga kini, Pesantren Al-Fatah tetap menjadi pusat pendidikan Islam yang berpegang pada tradisi Aswaja dan mendidik para santri dengan nilai-nilai keislaman yang kuat. Di bulan Ramadan, pesantren ini aktif mengadakan program wakaf Al-Qur’an dan buka puasa bersama masyarakat sekitar.

Pesantren-pesantren ini bukan hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga penjaga tradisi Aswaja dan budaya Jawa. Dengan peran strategisnya, pesantren-pesantren ini terus melahirkan generasi santri yang berkontribusi dalam masyarakat, baik sebagai ulama, intelektual, maupun pemimpin yang tetap menjunjung tinggi warisan Islam dan budaya lokal. Di bulan Ramadan, kegiatan pesantren semakin semarak dengan berbagai program ibadah dan sosial, yang memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.