News  

Gawat! Sunda Archipelago Ancam Ledakkan Kota Jakarta

Empat orang tokoh dari kelompok Kekaisaran Sunda Nusantara atau Sunda Archipelago ditangkap Polres Cianjur, Jawa Barat atas kasus pemalsuan dokumen STNK. Dalam pengembangan kasus, ditemukan jika kelompok tersebut juga memalsukan sertifikat tanah, surat nikah, KTP dan SIM.

Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto mengatakan berdasar hasil pemeriksaan terhadap empat pelaku yang salah satu diantaranya merupakan Jenderal Muda Sunda Archipelago, terdapat temuan barang bukti pemalsuan berbagai dokumen.

“Mereka memalsukan sertifikat tanah, KTP, buku nikah, KTP dan SIM, setelah dilakukan pengembangan dari STNK palsu yang ditemukan beserta mesin pencetaknya dengan pelaku Irvan yang memiliki keahlian memalsukan berbagai dokumen,” katanya seperti dikutip, Minggu (16/3/2025).

Dokumen palsu yang dikeluarkan kelompok tersebut nyaris sempurna, layaknya dokumen negara asli, sehingga sulit untuk dibedakan. Tak heran jika banyak yang tertipu atau sengaja memesan dokumen dari para pelaku guna mengelabui petugas.

Namun ketika diteliti setiap dokumen yang dikeluarkan pelaku selalu merubah tulisan kecil yang ada di setiap dokumen penting dengan nama Kerajaan Sunda Nusantara Archipelago yang seharusnya bertuliskan Polri, Kementerian atau Republik Indonesia.

Sehingga masyarakat harus jeli karena setiap dokumen yang dikeluarkan kelompok tersebut terkesan legal atau resmi dikeluarkan namun yang membedakan ada logo atau nama kelompok Sunda Archipelago.

Terungkapnya sindikat pemalsu STNK berawal dari laporan pemilik rental dari luar kota yang kehilangan mobil di wilayah Cianjur. Setelah dilakukan penyelidikan, ditangkaplah 4 orang yang berhubungan langsung dengan kelompok Kekaisaran Sunda Nusantara.

“Petugas melakukan pengembangan dan mendapati mobil rental tersebut berada di Desa Nagrak, kecamatan Cianjur, dibeli pelaku Ema Doni (33) dari temannya Oyan (41), sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap keduanya,” kata AKP Tono Listianto.

Saat dilakukan pemeriksaan nomor polisi yang terpasang dengan nomor mesin dan nomor rangka kendaraan tidak sesuai dengan yang tercantum dalam STNK, bahkan setelah STNK diserahkan pembeli kendaraan terdapat cap bertuliskan Negara Kekaisaran Sunda Nusantara.

Teror Dari Sunda Nusantara

Pasca penangkapan keempat orang tersebut, Polres Cianjur mendapatkan teror dari kelompok yang mengatasnamakan ‘Kekaisaran Sunda Nusantara’ atau Sunda Archipelago. Teror ini berupa ancaman yang dikirimkan dalam bentuk surat kaleng.

Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengungkapkan, surat dari kelompok tersebut, berisi ancaman akan membubarkan Indonesia dan meledakkan Jakarta jika pejabatnya yang ditangkap Polres Cianjur tidak segera dilepaskan.

Surat itu berasal dari Majelis Agung Sunda Nusantara. Mereka memberikan surat asli dan salinan digital yang dikirim ke nomor WhatsApp, isinya berkaitan dengan ditangkapnya empat orang anggota mereka yang memalsukan STNK.

“Mereka minta Hasanudin yang merupakan pejabat kekaisaran dan tiga orang pelaku lainnya dibebaskan, kalau tidak federasi internasional akan membubarkan Indonesia dan membom Jakarta, sehingga kami akan mendalami dan mengejar pelaku pengirim surat,” kata Tono seperti dikutip, Minggu (16/3/2025).

Surat ancaman tersebut menurut Tono ditandatangani langsung oleh Sekjen Sunda Archipelago dan terdapat stempel lembaga. Tak hanya itu, salinan surat yang diterima juga ada tembusan ke berbagai pimpinan negara lain di dunia.

“Suratnya ditandatangani Sekretaris Jenderal Sunda Archipelago yang ditembuskan ke berbagai pimpinan negara di dunia berisikan protes dan keberatan atas penangkapan terhadap pejabatnya,” ucap dia.

Bukan Sunda Empire

Persoalan penggunaan SIM dan STNK yang berbeda dengan yang dikeluarkan oleh Polri merupakan kasus yang telah lama terjadi. Di tahun 2021, kasus ini sempat terungkap saat ada seorang pengendara bernama Rusdi diberhentikan polisi. Ketika diperiksa, ternyata SIM yang dimilikinya berbeda dengan SIM pada umumnya. Setelah didalami, SIM yang digunakan dikeluarkan oleh Sunda Nusantara atau Sunda Archipelago.

Saat itu, Raden Rangga Sasana petinggi Sunda Empire yang kini sudah almarhum melalui kuasa hukumnya, Erwin Syahduddi menegaskan jika Sunda Nusantara atau Sunda Archipelago berbeda dengan Sunda Empire.

Erwin mengatakan bahwa Rangga tak mengenal sosok Rusdi Karepesina (55), pemilik kendaraan hitam sekaligus SIM Kekaisaran Sunda Nusantara. Selain Rusdi, Rangga juga tidak mengenal dengan orang-orang di Kekaisaran Sunda Nusantara.

Rangga juga menegaskan, kelompok Sunda Empire tak pernah mengeluarkan produk surat-surat kepemilikan atas nama lembaga. Sehingga ia memastikan, kelompok Sunda Nusantara berbeda dengan Sunda Empire.