News  

Undang Semua Anak Presiden di Ultah, Didit Hediprasetyo Putra Prabowo Ingin Bawa Persatuan

Anak-anak hingga menantu dari presiden-presiden RI terdahulu pun ikut dalam acara ulang tahun Didit. (Instagram Annisa Pohan)

Didit Hediprasetyo, putra Presiden Prabowo Subianto, mengundang seluruh anak presiden Indonesia dalam perayaan ulang tahunnya. Langkah ini dinilai sebagai simbol persatuan nasional di tengah dinamika politik yang kerap memperlihatkan perbedaan tajam di antara berbagai kelompok.

Pengamat politik dan sosial Rokhmat Widodo menilai bahwa inisiatif Didit mencerminkan filosofi “Mikul Duwur Mendem Jero,” sebuah ajaran budaya Jawa yang berarti menjunjung tinggi jasa para leluhur dan mengubur kesalahan masa lalu. Prinsip ini erat kaitannya dengan ajaran yang diwariskan oleh Presiden kedua RI, Soeharto, dan kini diterapkan oleh Didit dalam pendekatannya terhadap persatuan nasional.

“Setiap presiden memiliki kontribusi bagi bangsa. Mengundang semua anak presiden berarti mengakui peran mereka dalam sejarah dan masa depan Indonesia. Ini bukan sekadar perayaan ulang tahun, tapi juga ajakan untuk melihat ke depan, membangun bersama, dan meninggalkan perpecahan,” ujar Rokhmat kepada Radar Aktual, Senin (24/3/2025).

Selain itu, kehadiran anak-anak presiden dalam satu forum yang sama juga mencerminkan bagaimana generasi penerus tokoh-tokoh besar Indonesia dapat saling berinteraksi dan membangun jejaring komunikasi yang lebih harmonis. Langkah ini dinilai sebagai sinyal bahwa persaingan politik tidak harus menjadi pemicu perpecahan, melainkan dapat menjadi ajang kolaborasi.

Meski acara ini dikemas sebagai momen pribadi, sulit untuk mengabaikan dampak politisnya. Sebagai putra Prabowo Subianto, sosok yang kini memimpin Indonesia, Didit tidak memiliki rekam jejak politik aktif seperti anak-anak presiden lainnya.

“Namun, inisiatifnya mengundang anak-anak presiden bisa dilihat sebagai upaya membangun citra sebagai sosok yang peduli terhadap persatuan nasional,” tegasnya.

Langkah ini juga bisa menjadi strategi untuk menurunkan tensi politik pasca-pilpres dan menjembatani perbedaan di antara kelompok-kelompok yang memiliki preferensi politik berbeda. Jika persatuan di tingkat elite ini dapat diterjemahkan ke dalam kebijakan dan tindakan nyata, maka dampaknya terhadap stabilitas politik nasional bisa signifikan.

“Di sisi lain, publik masih akan menunggu apakah upaya simbolis ini akan berlanjut ke arah yang lebih substantif, seperti kerja sama dalam proyek sosial atau inisiatif kebangsaan lainnya. Namun yang pasti, langkah Didit telah memberikan pesan kuat bahwa masa depan Indonesia lebih penting daripada perpecahan politik masa lalu,” tegasnya.

Undangan kepada seluruh anak presiden dalam acara ulang tahun Didit Hediprasetyo bukan hanya peristiwa sosial, tetapi juga memiliki makna politik yang mendalam.

“Ini mencerminkan upaya membangun jembatan antar-generasi dan mengingatkan bahwa sejarah, seberat apapun, harus dijadikan pelajaran untuk membangun masa depan yang lebih baik. Apakah ini akan menjadi awal dari era baru politik tanpa sekat di Indonesia? Waktu yang akan menjawab,” pungkasnya.