News  

Seperti SBY, Jokowi Diprediksi Gagal di Periode Kedua

SBY saat menemui Jokowi di Istana Negara

Presiden Joko Widodo diprediksi akan menghadapi lebih banyak persoalan di periode kedua. Koordinator Divisi Korupsi dan Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengatakan, persoalan yang akan dihadapi ialah persoalan politik dan hukum.

Kondisi Jokowi akan sama dengan kondisi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala itu. Donal bahkan memprediksi Jokowi akan gagal di periode keduanya. Hal tersebut terjadi seperti pemimpin sebelumnya.

“Kita bisa lihat dari sejarah terlebih dahulu bahwa acap kali presiden yang memimpin di periode kedua itu gagal atau paling tidak menghadapi turbulensi yang besar. The curse of second period,” ucap Donal Fariz di acara diskusi di Upnormal, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10).

Pada periode kepemimpinan SBY, kata Donal, SBY dibayang-bayangi berbagai kasus korupsi. Di antaranya kasus Century, Hambalang dan kadernya yang terjerat kasus korupsi.

“Bahkan ada offside di ujung pemerintahan periode kedua yaitu mengubah desain pemilihan kepala daerah dari langsung jadi tidak langsung. Akhirnya kalang kabut dan keluar perpu,” jelasnya.

Berkaca dari sejarah tersebut, Presiden Jokowi juga akan mengalami hal yang sama. Karena pada periode pertama, nawacita yang digaungkan tidak ada yang tuntas dilaksanakan.

“Ironisnya Jokowi tidak lagi bicara nawacita di periode kedua. Pidato di Sentul seolah-olah meninggalkan nawacita dari agendanya,” katanya.

“Tiba-tiba presiden dalam pidatonya tidak bicara bagaimana nawacita pertama, apa capaian? Apa yang akan dilanjutkan di periode kedua tidak pernah disentuh oleh Jokowi,” lanjut Donal Fariz.

Sehingga, lanjut Donal, di kabinet awal periode keduanya, Jokowi akan menghadapi persoalan politik dan penegakkan hukum yang sangat krusial, salah satunya soal KPK.

“Berkaca pada perjalanan pemerintahan, ke depan kami memproyeksi bahwa isu korupsi penegakkan dan reformasi lembaga hukum akan jadi isu anak tiri di pemerintahan periode kedua,” pungkasnya. {rmol.id}