Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto melontarkan kritik tajam terhadap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Ia menilai bahwa lembaga tersebut penuh dengan ketidakjelasan, terutama terkait dengan para eksekutifnya yang merangkap jabatan.
Dikatakan Gigin, para pemimpin puncak Danantara bekerja paruh waktu karena mereka juga menjabat sebagai anggota kabinet.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai profesionalisme dan loyalitas dalam menjalankan tugas di lembaga tersebut.
“Danantara memang suram. Para eksekutif puncaknya bekerja paruh waktu karena merangkap sebagai anggota kabinet,” ujar Gigin di X @giginpraginanto (24/3/2025).
Ia pun mempertanyakan bagaimana mungkin para bawahan dapat bekerja secara profesional dan loyal jika para pemimpinnya sering absen dan mendapatkan gaji besar dari berbagai sumber.
“Bagaimana mungkin anak buah mau loyal dan bekerja secara profesional kalau bosnya kerap absen dan makan gaji jumbo dari sana-sini?” lanjutnya.
Lebih jauh, Gigin menyinggung bagaimana berbagai institusi, termasuk DPR hingga perguruan tinggi seakan-akan hanya menjadi alat legitimasi bagi Danantara.
“Bayangkan DPR menjadi tukang stempel. Perguruan tinggi menjadi sarang pelacur akademik. Media massa besar menjadi corong,” tegasnya.
Gigin bilang, nama-nama besar yang diumumkan sebagai pengurus Danantara hanya digunakan untuk meyakinkan masyarakat bahwa lembaga tersebut dikelola dengan penuh dedikasi.
Namun, ia meragukan keseriusan para eksekutif dalam menjalankan tugasnya.
“Nama-nama besar dipakai Danantara untuk meyakinkan masyarakat bahwa lembaga ini diurus sepenuh hati. Padahal mereka cuma dipinjam namanya untuk mengelabui masyarakat,” Gigin menuturkan.
Gigin menegaskan bahwa dirinya tidak percaya jika para pemimpin Danantara benar-benar bekerja sepenuh hati untuk kepentingan negara dan bangsa.
“Seolah para eksekutif puncak Danantara bekerja sepenuh hati untuk negara dan bangsa. Saya sih gak percaya,” kuncinya.
Sebelumnya, Pemerintah resmi mengumumkan struktur lengkap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang terdiri dari 38 pengurus.
Posisi dalam struktur ini mencakup Dewan Direksi, Pengawas, Pengarah, Penasihat, hingga Pelaksana Danantara.
Dalam jajaran pengawas, terdapat beberapa pejabat tinggi negara, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta sejumlah menteri koordinator dan Menteri Sekretaris Negara.
Sementara itu, posisi pengarah dipercayakan kepada dua mantan presiden, yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Selain itu, sejumlah tokoh internasional juga terlibat dalam Dewan Penasihat, termasuk Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, F. Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra.
Jajaran Eksekutif dan Operasional Danantara
Struktur eksekutif Danantara terdiri dari beberapa posisi utama, masing-masing dipimpin oleh sosok berpengalaman di bidangnya:
- Managing Director Legal – Robertus Bilitea
Memiliki rekam jejak panjang di bidang hukum, termasuk menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum Kementerian BUMN dan Direktur Utama Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). - Managing Director Risk & Sustainability – Lieng-Seng Wee
Berpengalaman dalam manajemen risiko global, dengan latar belakang sebagai CEO & Co-Founder Dragonfly serta posisi senior di Deutsche Bank dan Booz Allen Hamilton. - Managing Director Finance – Arief Budiman
Pernah menjadi Deputy CEO Indonesia Investment Authority (INA), serta menjabat di berbagai posisi strategis di Danareksa dan Pertamina. - Managing Director Treasury – Ali Setiawan
Memiliki pengalaman di HSBC Indonesia sebagai Head of Global Markets and Securities Services, serta berbagai posisi senior di bank internasional. - Managing Director Global Relations & Governance – Mohamad Al-Arief
Berpengalaman di Bank Dunia sebagai Head of External Affairs untuk Infrastruktur serta beberapa posisi strategis lainnya. - Managing Director Stakeholder Management – Rohan Hafas
Memiliki latar belakang di sektor perbankan dan hubungan institusional, termasuk sebagai Director of Institutional Relations di Bank Mandiri. - Managing Director Internal Audit – Ahmad Hidayat
Berpengalaman di bidang keuangan dan regulasi, termasuk sebagai Komisaris Independen Bank DBS Indonesia serta pernah menduduki jabatan penting di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). - Managing Director Human Resources – Sanjay Bharwani
Pernah menjabat sebagai Chief Corporate Transformation Officer Bank Mandiri dan memiliki pengalaman luas di bidang manajemen sumber daya manusia. - Managing Director/Chief Economist – Reza Yamora Siregar
Berpengalaman sebagai Staf Khusus di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan ekonom senior di International Monetary Fund (IMF). - Managing Director Head of Office – Ivy Santoso
Memiliki pengalaman panjang di sektor keuangan, termasuk di International Finance Corporation (IFC) dan berbagai lembaga keuangan lainnya. - Komite Manajemen Risiko – John Prasetio
Pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan dan memiliki pengalaman di berbagai lembaga keuangan global. - Komite Investasi dan Portofolio – Yup Kim
Berpengalaman di bidang investasi, termasuk sebagai Chief Investment Officer Texas Municipal Retirement System dan Head of Investments di CALPERS.
Holding Operasional dan Investasi Danantara
Danantara juga memiliki dua entitas utama yang menangani operasional dan investasi.
Holding Operasional Danantara
- Managing Director – Agus Dwi Handaya
Pernah menjabat sebagai Direktur di Bank Mandiri dan memiliki pengalaman di sektor perbankan. - Managing Director – Febriany Eddy
Memiliki pengalaman sebagai CEO PT Vale Indonesia Tbk serta berbagai posisi strategis di sektor tambang dan keuangan. - Managing Director untuk Risk – Riko Banardi (belum tersedia informasi lengkap).
Holding Investasi Danantara
- Managing Director Finance – Djamal Attamimi
Berpengalaman sebagai Managing Partner di Lynx Asia Partners dan pernah menduduki posisi senior di Deutsche Bank. - Managing Director Legal – Bono Daru Adji
Menjabat sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia dan memiliki pengalaman hukum yang luas. - Managing Director Investment – Stefanus Ade Hadiwidjaja
Memiliki pengalaman di Indonesia Investment Authority (INA) dan Boston Consulting Group. (Sumber)