News  

Alasan UU TNI Sengaja Disahkan saat Ramadan, Dandhy Laksono: Maksud Hati Biar gak Ada Demo Terus Sibuk Lebaran

Dandhy Laksono (IST)

Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Laksono, menyoroti upaya pemerintah dalam mengesahkan UU TNI di tengah bulan Ramadan.

Ia menduga bahwa pemilihan waktu tersebut bertujuan untuk meredam gelombang protes karena masyarakat fokus pada ibadah puasa dan persiapan lebaran.

“Maksud hati bikin UU TNI saat puasa biar gak ada demo, terus sibuk lebaran,” ujar Dandhy di X @Dandhy_Laksono (25/3/2025).

Namun, data yang ia bagikan menunjukkan bahwa isu UU TNI tetap menjadi perhatian publik meskipun masyarakat mulai disibukkan dengan perayaan Idulfitri.

Hingga 24 Maret, sebanyak 68 persen konten di media sosial masih membahas UU TNI, sementara 66 persen konten media online lebih banyak menyoroti suasana lebaran.

Menurutnya, platform media sosial juga menunjukkan pola serupa.

“60 persen konten TikTok tentang UU TNI, sementara Instagram duluan lebaran (55 persen),” ungkapnya.

Dandhy menilai bahwa meskipun ada upaya untuk meredam diskursus publik, penolakan terhadap UU TNI masih kuat di berbagai platform digital.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tetap kritis terhadap kebijakan yang dianggap kontroversial, bahkan di tengah momentum hari raya.

Sebelumnya, aksi penolakan UU TNI masih berlanjut, salah satunya yang sedang berlangsung di depan kantor DPRD Kota Malang hingga berakhir ricuh dan membakar gedung, pada Minggu (23/3/2025) kemarin.

Ratusan massa aksi membakar gedung DPRD Kota Malang, yang bermula sekitar pukul 18.00 WIB ketika salah satu demonstran melempar bom motolov ke lantai dua bagian depan gedung.

Tidak lama, api kemudian menyebar hingga ke bagian bawah gedung dan semakin api berkobar tepatnya 18.25 WIB.

Massa lainnya yang juga sedang emosi, tidak henti melempar batu dan petasan ke arah gedung, terutama setelah tidak ada satupun anggota dewan yang turun menemui mereka

Aksi semakin anarkis ketika massa membakar kursi yang diambil dari pos keamanan gedung DPRD. Mereka juga melemparkan baru ke arah jendela, sehingga kaca seluruh gedung berakhir pecah.

“Ayo-ayo Malang membara, kita tolak dan kita bakar gedung DPRD Kota Malang,” teriak salah satu massa aksi.

Melihat Api yang berkobar serta massa yang tidak terkendali, aparat kepolisian yang bekerjasama dengan TNI membubarkan maksa aksi, namun lagi-lagi berakhir dengan tindakan kekerasan hingga ke area zona medis.

Aksi demonstrasi di Malang, berakhir dengan beberapa massa terluka, bahkan beberapa di bawa oleh tim aparat dalam kondisi butuh penanganan, transportasi motor juga di bawa oleh aparat kepolisian. (Sumber)