Kehadiran mantan calon presiden Anies Rasyid Baswedan di Bukit Daun Hotel dan Resort Kediri, Sabtu, 3 Mei 2025 mengingatkan memori kita saat Anies Baswedan di Pilpres 2024 yang lalu.
Ratusan ribu pendukung Anies Baswedan tumpah ruah memenuhi Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta 10 Februari 2024. Jakarta pecah! Meski takdir belum berpihak ke Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 yang lalu.
Demikian pula dengan Kediri, Sabtu kemarin. Antusiasme masyarakat umum dan pendukung Anies Baswedan bikin Kediri pecah. Sebuah gambaran akan harapan baru perubahan Indonesia. Harapan terhadap Anies Baswedan masih menyala.
Anies Rasyid Baswedan saat tiba dielu-elukan massa yang hadir di Bukit Daun Hotel dan Resort. Baik itu dari masyarakat umum maupun pendukung Anies yang jumlahnya ribuan itu. Suasana bak kampanye Pilpres.
Setidaknya kehadiran Anies Baswedan di Kediri yang dipimpin oleh salah satu Walikota termuda di Indonesia, Vinanda Prameswati. Bahkan Anies Baswedan sempat bersilaturrahim dengan Walikota Kediri yang baru berusia 26 tahun itu.
Selama ini seperti kata Anies Baswedan, dikutip dari kanal YouTube Dapur Ngeh, “Terhalang untuk masuk Kediri. Sekarang penghalang itu sudah tidak ada”. Pertanda baik. Anies Baswedan bukan hanya diterima di kota/kabupaten pendukungnya tapi juga diterima di kota/kabupaten yang kurang pendukungnya.
Kehadiran Anies Baswedan yang dielu-elukan di Kediri dapat kita maknai bahwa:
Pertama, Relasi antara Anies Baswedan dengan pendukungnya di Pilpres 2024 masih berjalan dengan baik walau Allah subhanahu wata’ala belum mengizinkan Anies Baswedan menjadi Presiden Republik Indonesia.
Boleh dikata kehadiran Anies Baswedan di Kediri dan mungkin pula di kota-kota Indonesia lainnya untuk menjaga semangat perubahan para pendukung Anies Baswedan yang berjumlah 40 juta lebih bahwa perjuangan belum selesai. Perjuangan masih panjang untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Kedua, Menambah basis pendukung Anies Baswedan. Kota Kediri seperti kata Anies selama ini terhalang untuk masuk Kediri, kini penghalang itu sudah tidak ada. Kehadiran Anies Baswedan ke Kediri bukti penghalang itu sudah tidak ada lagi. Bahkan Kota Kediri yang dipimpin oleh Vinanda Prameswati merupakan kader Partai Golkar. Silaturrahim antara Anies Baswedan dan Walikota Vinanda Prameswati merupakan angin segar untuk semua. Silaturrahim tidak mengenal asal usul politik.
Ketiga, Harapan masyarakat umum baik yang mendukung Anies Baswedan maupun yang belum mendukung Anies Baswedan masih ada. Harapan itu belum pudar. Anies Baswedan masih menyala meski tanpa jabatan politik.
Kehadiran Anies Baswedan di Kediri menunjukkan bahwa harapan itu masih ada. Bahkan harapan itu masih terus diperjuangkan, dijaga, dirawat dan disebarluaskan semangat perjuangannya agar ‘menular’ hingga ke bukan pendukung Anies Baswedan bahwa Anies Baswedan harapan rakyat Indonesia. Semoga!
Jakarta, 6 Dzulqa’dah 1446/4 Mei 2025
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis