Berbagai pendekatan terus dilakukan pemerintah daerah untuk menanggulangi kenakalan remaja yang kian meresahkan.
Di Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi memilih jalur ketat dengan mengirim para remaja bermasalah ke barak. Berharap pendekatan disiplin militer mampu mengubah perilaku mereka.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengambil langkah berbeda dengan pendekatan religius, menggelar kegiatan bersholawat sebagai upaya menyentuh sisi spiritual para remaja.
Namun, usulan terbaru datang dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menawarkan pendekatan alternatif yaitu mengirim anak-anak dengan perilaku nakal ke pesantren.
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, usulan Wapres Gibran merupakan bentuk ikhtiar yang patut diapresiasi.
“Saya kira ini salah satu usul yang bisa dicoba. Ini menjadi penting karena yang menyampaikan adalah Wapres, orang nomor dua di negara ini,” ujar Adi lewat kanal YouTube miliknya, Minggu 18 Mei 2025.
Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu melanjutkan, pesantren memiliki keunggulan tersendiri dalam mendidik generasi muda.
Lebih jauh, Adi menggambarkan kehidupan pesantren yang ketat namun membentuk karakter. Para santri bangun sejak pukul 04.00 dini hari, salat, mengikuti pengajian, hingga menjalani latihan fisik.
Hari-hari mereka penuh dengan aktivitas yang mendidik secara mental, spiritual, dan sosial.
“Anak-anak muda yang menjadi santri di sebuah pesantren hidupnya positif dari bangun sampai tidur lagi,” jelasnya.
Terlepas dari pro dan kontra yang mungkin muncul, Adi menganggap usulan dari putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi itu sebagai inovasi yang patut dipertimbangkan. (Sumber)