Peneliti Senior Bidang Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai, Megawati Soekarnoputri masih dianggap sosok pemersatu, sehingga sulit tergantikan posisinya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
“Memang tidak mudah bagi PDI-P untuk mencari pengganti Ibu Megawati. Karena bila tidak Ibu Megawati lagi sebagai ketumnya, bisa jadi faksionalisme akan semakin menguat yang mengarah pada konflik dan perpecahan,” ujar Lili kepada Kompas.com, Senin (19/5/2025).
Lili berpandangan bahwa loyalitas kader terhadap Megawati masih akan terjaga, terlebih jika tidak ada intervensi pihak luar menjelang kongres PDI-P yang akan digelar tahun ini.
Sebab, para kader PDI-P selama ini dikenal solid dan tegak lurus terhadap Megawati, karena melihatnya sebagai tokoh perjuangan dan simbol pemersatu partai.
“Saya kira mereka akan tetap loyal manakala tidak ada intervensi dari luar yang berusaha ‘mengobok-obok’ PDI-P,” kata Lili.
“Seperti diketahui, para kader PDI-P selalu utuh dan kuat. Ibu Megawati dianggap sebagai figur perjuangan dan pemersatu PDI-P,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengumpulkan para kepala daerah dari partainya dalam sebuah pengarahan tertutup di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Agenda pengarahan dan pembekalan bagi kepala daerah dari PDI-P se-Indonesia itu berlangsung selama 3 hari sejak Jumat (16/5/2025) hingga Minggu (18/5/2025).
Megawati pun hadir didampingi sejumlah elite partai, antara lain Prananda Prabowo, Tri Rismaharini, Ganjar Pranowo, Komarudin Watubun, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Djarot Saiful Hidayat.
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie, yang memang dikenal dekat dengan Megawati dan PDI-P, juga terlihat hadir di lokasi.
Ketua DPP PDI-P Ganjar Pranowo menjelaskan, pengarahan Megawati menekankan pentingnya menjaga ideologi dan cita-cita partai.
Selain itu, para kepala daerah juga diminta menjalankan fungsi kepartaian dan merealisasikan janji-janji kampanye yang telah mereka sampaikan kepada masyarakat.
Sementara itu, Lili menilai sulit untuk tidak mengaitkan kegiatan tersebut dengan upaya konsolidasi internal menjelang Kongres.
“Apakah ada kaitannya dengan kongres? Saya kira iya, meski mungkin tidak disampaikan secara eksplisit. Dengan mengumpulkan para kepala daerah itu juga sekaligus untuk uji loyalitas mereka pada PDI-P dan Ibu Megawati,” ujar Lili.
Menurut Lili, langkah ini penting untuk mencegah adanya kepala daerah yang tidak loyal setelah berhasil meraih kekuasaan melalui PDI-P.
Dia juga berpandangan bahwa pengarahan ini bisa menjadi upaya Megawati memastikan soliditas partai, jika dirinya kembali dipilih sebagai ketua umum.
“Ini karena, kadang para kepala daerah menjadikan partai hanya sebagai ‘kendaraan politik’ saja untuk meraih posisi kekuasaan. Setelah tercapai bisa jadi kemudian kurang peduli pada partai yang mengusungnya,” pungkas Lili.(Sumber)