Halodoc Gandeng IDI Kolaborasi Riset Kesehatan

MOU antara Halodoc dan IDI

Halodoc menjalin kerja sama riset dengan Bidang Riset dan Publikasi Ilmiah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kolaborasi ini diharapkan bisa meningkatkan akses layanan kesehatan yang lebih inklusif dan lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Ketua Pengurus Besar IDI dr Daeng M Faqih dan dr Irwan Heriyanto, Chief of Medical Halodoc, di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).

dr Irwan Heriyanto berkata, “Kami percaya kolaborasi bersama IDI ini mampu mendukung terciptanya lebih banyak lagi solusi untuk masyarakat.”

Tiga tahun beroperasi, Halodoc mengklaim sudah bermitra dengan lebih dari 1.400 rumah sakit, lebih dari 20.000 dokter berlisensi, dan lebih dari 1.300 apotek di lebih 50 kota di Indonesia.

“Dengan jaringan mitra dan pengguna yang luas dari Sabang sampai Merauke, kami optimis bisa memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan riset di sektor kesehatan, sehingga kualitas kesehatan bisa semakin meningkat,” lanjut dr Irwan.

Hadir dalam penandatanganan MoU, Sekretaris Bidang Riset dan Publikasi Ilmiah IDI dr Ahmad Hidayat menjelaskan, riset di bidang kesehatan pada era digital bisa menjadi insight baru dan menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

Juga berdampak pada layanan akses kesehatan yang semakin cepat dan merata yang ujung-ujungnya demi peningkatan kepuasan konsumen.

Hasil riset juga diyakini dapat mengakselerasi pengembangan profesi agar institusi pendidikan dokter di Indonesia dapat mengadopsi hasil riset untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Kami percaya kolaborasi dengan ekosistem layanan kesehatan digital seperti Halodoc dapat mendukung kemajuan dunia kesehatan Indonesia melalui pemanfaatan pengolahan data lokal bagi kebutuhan masyarakat Indonesia,” terangnya.

Berdasarkan data dari berbagai sumber, terdapat lima isu strategis yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan lima tahun ke depan (2020-2024), di antaranya angka kematian ibu (AKI) atau angka kematian neonatal (AKN), stunting, tuberculosis (TBC), penyakit tidak menular (PTM), dan cakupan imunisasi dasar lengkap.

“(Kolaborasi) ini juga merupakan salah satu upaya Halodoc untuk mencapai sasaran pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan 2025, yang salah satunya berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mengakses layanan kesehatan,” tutup dr Irwan. {wartaekonomi}