Memperbaikan gaya hidup sejak dini adalah kunci untuk mencegah gejala penyakit yang menyertai kolesterol tinggi. Hal ini sangat penting diperhatikan karena peningkatan kadar kolesterol sudah melanda kelompok usia muda.
“Tren peningkatan kadar kolesterol di usia muda adalah sinyal bahaya. Ini faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke yang sebenarnya bisa dicegah,” ujar pakar kesehatan jantung dr Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, MRes., Sp.JP, dari Rumah Sakit Siloam Lippo Village di Jakarta, Sabtu (24/05/2025).
Kelompok Usia 15-24 Tahun Alami Kadar Kolesterol Tinggi
Dia menambahkan, kolesterol tinggi kini tak lagi dialami para kelompok usia lanjut. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 memperlihatkan kelompok usia muda, khususnya 15–24 tahun, justru mendominasi prevalensi kadar kolesterol total tinggi di Indonesia.
Terkait hal itu, dr Nicolaus menegaskan kolesterol dipengaruhi dua jenis faktor yakni yang tidak dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga, serta yang bisa dimodifikasi, yaitu berat badan, pola makan, konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok.
“Tidak ada toleransi untuk rokok. Satu batang pun sudah terlalu banyak. Selain itu, kontrol berat badan dan batasi konsumsi lemak trans, terutama dari minyak goreng yang dipakai berulang, juga sangat penting,” kata dr Nicolaus dalam kampanye kesehatan Love the Beat Movement 2025 yang digelar PT Kalbe Farma Tbk di Jakarta.
Pentingnya Aktivitas Fisik
Ia juga menyarankan anak muda untuk mulai memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik, seperti olahraga ringan lima kali seminggu. Menurutnya, pola makan sembarangan yang lazim di kalangan remaja bisa berdampak buruk dalam jangka panjang.
“Kesadaran bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Gaya hidup sehat itu investasi jangka panjang,” ujarnya.(Sumber)