Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, menyampaikan pesan penting kepada para wisudawan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dalam sebuah orasi ilmiah di acara Wisuda Mahasiswa Universitas Hasanuddin Tahun 2024-2025, Selasa (3/6/2025) di Baruga Andi Pangeran Pettarani.
JK, sapaan akrabnya, mengingatkan para wisudawan agar menyimpan ijazah dengan cermat dan hati-hati karena dapat menjadi persoalan besar di masa depan.
“Saya semenjak lulus tahun 1967, cuma satu kali saya buka ijazah saya,” ucapnya di hadapan ribuan peserta wisuda, kemarin.
Ia menekankan bahwa dokumen tersebut harus dijaga dengan baik karena akan menjadi bukti penting, terutama ketika seseorang menduduki jabatan publik.
“Yang lainnya di lemari, walaupun ijazah saya, harus hati-hati, betul-betul disimpan baik-baik. Nanti di belakang hari dipertanyakan kalau tidak ada aslinya,” sebutnya.
“Itu masalah besar kalau anda menjadi Gubernur, Bupati, apa, ditanya ijazah, tidak ada, anda memalukan,” lanjutnya.
JK juga memberikan tips sederhana kepada para lulusan tentang cara menyimpan ijazah.
“Jadi tolong diplastik itu ijazah supaya aman. Setelah dapat dari Rektor, anda simpan di lemari, jangan pernah buka lagi,” tandasnya.
Meskipun tidak menyinggung nama, namun pernyataan soal ijazah tersebut mengantarkan ingatan publik pada polemik ijazah mantan Presiden Jokowi.
Seperti diketahui, hingga saat ini polemik tersebut masih terus bergulir. Bahkan, Jokowi telah melaporkan mantan Menpora Roy Suryo hingga Pakar Digital Forensik Rismon Sianipar terkait permasalahan tersebut.
Sebelumnya, bantahan juga datang langsung dari orang yang mengaku sebagai satu angkatan dengan Jokowi saat kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Andi Pramaria.
Andi secara tegas menyatakan bahwa dirinya adalah teman satu angkatan sekaligus mengikuti proses perkuliahan dan wisuda bersama Jokowi.
Ia merasa tudingan ijazah palsu terhadap Jokowi bukan hanya menghina mantan presiden, tetapi juga mencoreng nama baik para alumni UGM angkatan tahun tersebut.
“Kalau ijazah (Jokowi) palsu, saya yakin ijazah saya juga palsu,” ujar Andi dikutip dari unggahan akun X @sarah_pndjtn (15/5/2025).
“Benar kan pak yah? Karena saya kuliah bareng pak Jokowi. Saya wisuda bareng pak Jokowi,” tambahnya.
Menurutnya, ijazah miliknya dan milik Jokowi hampir identik dalam format dan desain.
“Ijazah saya dengan pak Jokowi juga persis. Kecuali foto dan nomornya,” jelas Andi.
Andi juga menanggapi keraguan publik soal penggunaan font dan tampilan ijazah yang dianggap mencurigakan.
Ia menegaskan bahwa sebagai mahasiswa, mereka menerima ijazah dalam format resmi yang disiapkan pihak universitas tanpa pernah mempertanyakan jenis font atau desainnya.
“Menyangkut font, mahasiswa kalau ditanya ini fontnya tidak tahu karena kami terima ijazah itu dari universitas, ya begini,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa tanggal yang tertera di ijazah miliknya sama persis dengan yang dimiliki Jokowi, yakni 5 November 1985, meskipun prosesi wisuda dilakukan pada 19 November di tahun yang sama.
“Ijazah saya ini sama dengan pak Jokowi ya, tanggal 5 November tahun 1985. Tapi kami diwisuda 19 November 1985,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Andi menyayangkan sikap pihak-pihak yang terus melayangkan tuduhan tanpa dasar yang kuat. Ia menyebut tindakan itu telah melampaui batas.
“Kalau pak Jokowi begitu (membuat laporan), yah sebesar-besarnya pastikan ada batasnya. Kalau dilihat statement-nya, saya ini sudah dihina sehina-hinanya. Berarti beliau sudah habis kesabaran,” tandasnya. (Sumber)