News  

Reshuffle Besar di Depan Mata, Habib Umar Bocorkan Manuver Kejutan Prabowo

Habib Umar Alhamid (IST)

Isu reshuffle kabinet kembali menguat. Kali ini, sinyal keras datang dari Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid. Ia menyebutkan bahwa dalam waktu dekat Presiden Prabowo Subianto akan melakukan ‘kejutan’ perombakan jajaran menterinya. Alasannya bukan sekadar penyegaran, melainkan demi kelancaran agenda besar pemerintahannya yang mulai tersendat akibat tidak loyalnya sejumlah menteri.

“Reshuffle ini sangat mungkin dalam waktu dekat karena program-program strategis Prabowo mulai dihambat. Kita mencium aroma ketidaksesuaian arah antara visi Prabowo dan kehendak para menteri peninggalan era Jokowi. Pokoknya akan ada kejutan dalam waktu dekat ini,” ujar Habib Umar Alhamid kepada Radar Aktual, Rabu (11/6/2025).

Habib Umar menyoroti bahwa ada indikasi kuat beberapa menteri saat ini masih bersikap loyal kepada mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menduga adanya kepentingan politik terselubung dari kelompok yang berharap Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjadi Wakil Presiden akan mendapat jalan mulus menuju kursi RI-1 (presiden).

Dikatakan Habib Umar, kondisi ini sangat berbahaya karena memperlambat kerja-kerja konkret pemerintah. Jadi reshuffle adalah langkah strategi untuk menata ulang barisan dan memastikan seluruh jajaran kabinet bekerja dalam satu arah, bukan dua kaki.

Sebenarnya ada tiga harapan besar rakyat terhadap Presiden Prabowo Subianto selama ini diantaranya. Pertama, memberikan harapan baru tentang terwujudnya keadilan yang selama ini tidak bersentuhan dengan rakyat. Kedua, rakyat masih mempercayai bahwa Prabowo adalah tokoh yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, sekaligus akan mengisi jajaran kabinetnya oleh tokoh-tokoh profesional, bukan karena kedekatan atau balas jasa politik.

Ketiga, bersih-bersih aparat dari korupsi dan judi online serta praktek praktek kotor dalam kehidupan bernegara yang membuat rakyat menderita. Dalam hal ini Habib Umar menyebutkan bahwa reshuffle juga diharapkan menjadi titik awal untuk berbenah terhadap kelangsungan bernegara terhadap praktik yang tidak sesuai saat ini. Dan, mendorong Presiden menempatkan aparat penegak hukum yang tidak hanya bersih, tapi juga berani.

Lebih jauh Habib Umar mengatakan, reshuffle bukan semata agenda politik, tetapi momentum strategis untuk membentuk kabinet yang solid, satu komando, dan memiliki orientasi kerja yang terukur.

“Jangan sampai Prabowo disandera oleh nostalgia politik masa lalu. Ini era baru. Kalau perlu, reshuffle besar-besaran. Tunjuk orang-orang yang bersih, loyal, dan kerja nyata. Rakyat akan mendukung penuh, serta menunggu kejutan yang akan dilakukan oleh sang presiden segera,” tuturnya.

Ia juga menyebut bahwa rakyat takkan peduli soal siapa menteri dari partai mana. Yang penting bagi publik adalah hasil. “Publik sudah dewasa. Mereka bisa menilai mana pemimpin yang berpihak pada rakyat, dan mana yang tidak,” katanya.