News  

Gunakan Ingatan Fotografis, Kasir Ini Curi Data 1300 Kartu Kredit Pelanggan

Ilustrasi, Barisan Nomor Kartu Kredit yang Mampu Diingat oleh Seorang Pria Jepang

Seorang penjaga kasir asal Jepang diduga menggunakan photographic memory atau memori fotografisnya untuk mencuri data kartu kredit 1300 pelanggannya.

Diberitakan Daily Mail (10/10/2019), polisi di Tokyo mengungkapkan Yusuke Taniguchi (34) memiliki kemampuan mengingat nama, 16 digit nomor kartu kredit, tanggal kedaluwarsa, serta kode pengaman dari kartu kredit pelanggannya.

Aksi itu ia lakukan saat memproses pembayaran pembelanjaan mereka di mall. Investigator berkata Taniguchi kemudian menulis rincian kartu kredit itu di catatan setibanya ia di rumah.

Data yang ia ingat itu kemudian digunakannya untuk membeli barang-barang di toko online. Menurut ANN News, Taniguchi lalu menjual produk yang ia beli dengan menggunakan kartu kredit orang lain itu.

Hasil penjualan barang-barang itu kemudian digunakannya untuk membayar sewa apartemen, membeli makan, dan membayar tagihan lain. Polisi mengungkap skema ini dengan melacak pembelian dua tas mewah.

Dua tas mewah seharga 270.500 Yen atau sekitar Rp 35 juta dibeli dengan menggunakan informasi kartu kredit orang lain yang disalahgunakan. Tas itu dikirimkan ke alamat rumah Taniguchi sendiri, sehingga polisi dapat dengan mudah menangkapnya.

Di dalam rumah Taniguchi, polisi menemukan buku catatan dengan data kartu kredit 1300 orang.  Data itu pun digunakan sebagai barang bukti. Taniguchi kini masih dalam penahanan polisi.

Dilansir Daily Mail, memori fotografi – atau dikenal sebagai memori eidetik – adalah kemampuan nyata seseorang untuk mengingat detail yang tepat tentang suatu objek atau tampilan setelah hanya melihatnya sekali, biasanya untuk jangka waktu singkat.

Tokoh-tokoh sejarah seperti Nikola Tesla dan Leonardo Da Vinci seharusnya memiliki ingatan fotografi.

Di zaman modern, Kim Peek – yang dikenal sebagai Rain Main – dan Stephen Wiltshire, seorang penyandang autis dari Inggris yang dikenal karena menghasilkan detail citycape dari ingatan, telah dikaitkan dengan kondisi tersebut.

Namun, para ilmuwan tidak pernah dapat sepenuhnya memverifikasi, fenomena itu benar adanya.

Punya Memori Super, Perempuan Australia Ingat Sejak Berusia 12 Hari

Memiliki ingatan yang kuat nampaknya memiliki efek samping. Ingatan yang kuat mungkin akan mempermudah pekerjaan kita, tapi jika terlalu kuat dan bahkan tidak bisa dilupakan, ingatan itu bisa jadi kutukan.

Hal itulah yang dirasakan wanita asal Australia bernama Rebecca Sharrock Dilansir Kompas.com, perempuan 28 tahun tersebut memiliki memori yang sangat luar biasa.

Dia didiagnosa memiliki memori otobiografi yang sangat unggul (highly superior autobiographical memory, H-SAM). Sekitar 60 orang di seluruh dunia telah diidentifikasi memiliki H-SAM.

Kebanyakan dari mereka dapat menjelaskan dengan sangat akurat apa yang mereka lakukan pada hampir semua tanggal tertentu, memberikan rincian termasuk apa yang mereka kenakan, apa yang ada di sekitar mereka dan emosi mereka pada saat itu.

Dengan kata lain, mereka memiliki memori yang super. Secara alami, para ahli saraf ingin tahu bagaimana hal ini mungkin terjadi. Tapi yang terpenting, implikasi apa yang mungkin ada bagi kita semua, dalam hal meningkatkan ingatan kita.

Hal tersebut juga ingin diketahui oleh Profesor Gail Robinson, seorang ahli neuropsikologi klinis di Universitas Queensland. Profesor Robinson telah bekerja dengan Sharrock untuk mencoba memahami bagaimana otaknya mengatur penyandian memori yang terperinci.

Tak Pernah Pudar

Sharrock dapat menggambarkan adegan saat dia masih bayi 12 hari – dan kemampuan ingatannya yang menakjubkan telah menjadi berkat dan kutukan.

Bagi banyak orang, ingatan akan hari yang sulit atau pertemuan yang menyakitkan memudar seiring berjalannya waktu. Tetapi bagi mereka yang memiliki H-SAM, ingatan itu bisa tetap segar seperti baru saja terjadi.

Selama bertahun-tahun, Sharrock berjuang dengan depresi, kecemasan dan insomnia, sambil bergulat dengan banjir kenangan negatif. Sharrock menggambarkan solusi unik yang ia kembangkan saat dia berusia sembilan tahun.

“Saya menemukan bahwa saya akan tidur jika membaca Harry Potter, tetapi saya harus membuka mata untuk membaca buku-buku itu,” katanya.

“Saya pikir, ‘Saya harus menemukan cara membaca Harry Potter untuk diri saya sendiri dengan mata terpejam’. Jadi itu muncul, ‘Mengapa saya tidak menghafalnya saja?’,” sambungnya.

Cara inilah yang kemudian dilakukan Sharrock. Setiap baris dan setiap bab dari keseluruhan, tujuh buku seri Harry Potter. Bahkan sekarang, jika Anda membaca sebuah baris dari awal bab mana pun, Sharrock dapat, luar kepala, membacanya.

Tapi dia mengakui ingatannya tidak sempurna, juga bukan fotografis. Sama seperti kita semua, dia bisa salah mengingat nama pada wajah. Pengujian dengan tes memori sederhana sering gagal untuk menangkap sejauh apa sebenarnya dari kemampuannya yang luar biasa.

Sharrock juga memiliki riwayat pribadi yang kompleks, dan dia juga hidup dengan autisme dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).

Tampaknya kebanyakan orang dengan H-SAM memiliki OCD, kondisi kesehatan mental di mana orang dapat memeriksa hal-hal berulang kali atau melakukan rutinitas tertentu dengan cara yang kompulsif.

Tentu saja, ketika Sharrock berfokus pada pekerjaan seperti memelajari buku, dia memberi perhatian penuh. Ini artinya dia tidak bisa multitasking, melihat layar, atau melakukan aktivitas lain yang mengganggu.

Dia sering melangkah dan meremas bola squeegee pada saat yang bersamaan.

Namun sementara OCD adalah gangguan yang relatif umum, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, hanya sejumlah kecil orang yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan potongan besar memori otobiografi.

Jadi, tentu saja OCD bukan kunci utama untuk memahami bagaimana H-SAM bekerja.

Memahami Memori

Para peneliti di Amerika Serikat dan Australia telah melihat berbagai aspek dari otak Sharrock untuk mencoba membuka rahasia dari cara kerjanya. Pemindaian dan pengujian MRI fungsional sejauh ini belum dapat memberikan jawaban yang pasti.

Namun, dengan memahami lebih lengkap bagaimana Sharrock mengelola untuk menggunakan pikirannya, para ahli saraf berharap dapat memahami secara lebih menyeluruh bagaimana memori bekerja.

Dengan memahami bagaimana memori bekerja, beberapa pasien yang hidup dengan gangguan ingatan bisa terselamatkan. Apalagi, lebih dari 400.000 warga Australia hidup dengan demensia, dengan penyakit Alzheimer menjadi penyebab paling umum.

Jadi, menjadi semakin penting untuk meneliti lebih lanjut tentang cara otak mengode dan menyimpan ingatan.

Profesor Robinson percaya orang-orang seperti Sharrock dengan H-SAM menawarkan kepada kita peluang bagus untuk memahami memori dengan lebih baik.

“Saya sangat bersemangat untuk menemukan cara yang dapat meningkatkan daya ingat, jadi ketika orang menghadapi penuaan, dengan demensia, kita benar-benar dapat memiliki strategi dan cara-cara untuk campur tangan untuk memperkuat atau menahan memori pada tingkat yang fungsional.”

“Sehingga orang memiliki kualitas hidup yang baik selama mungkin,” imbuh Professor Gail Robinson.

“Saya rasa Becky (panggilan untuk Sharrock) memegang petunjuk … yang kemudian bisa kita gunakan untuk menerjemahkan ke dalam apa yang bisa dilakukan orang lain untuk menjaga agar kenangan tetap kuat,” tegasnya. {tribunnews}