Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap lambannya pembangunan Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) yang menjadi infrastruktur utama penunjang Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut dia, hingga pertengahan 2025, progres pembangunan SPPG baru menyentuh sekitar 2.000 unit dari total target 22.000, atau kurang dari 10 persen.
“Saya juga optimis, tapi optimisme itu harus didasarkan pada realisasi. Dari target 80 juta penerima manfaat, disiapkan 22.000 SPPG lebih,” kata Misbakhun, dalam rapat bersama Menteri PPN/Bappenas, Kamis (3/7/2025).
“Sampai saat ini yang terbangun baru 2.000. Belum 10 persen. Ini yang membuat kami khawatir,” tambah Misbakhun.
Misbakhun menyatakan dukungannya terhadap semangat besar di balik program MBG yang dinilai sebagai bentuk intervensi negara untuk memperbaiki gizi anak-anak bangsa.
Ia mengapresiasi ide Presiden Prabowo Subianto yang ingin menciptakan generasi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan kuat melalui pemenuhan gizi sejak dini.
“Saya pernah dua kali satu sesi bersama Kepala Badan Pangan, Pak Dadan. Ide besar Presiden untuk mengatasi kekurangan gizi generasi ke depan ini sangat luar biasa,” kata dia.
Ia memaparkan data bahwa dari 27 juta penduduk miskin, sekitar 15 juta keluarga tidak mampu menyediakan sarapan untuk anak-anak mereka saat berangkat sekolah.
Melalui program MBG, negara hadir langsung untuk mengisi kekosongan itu.
“Tidak ada keraguan bagi kami untuk mendukung program ini. Tapi, yang jadi tantangan adalah bagaimana melandingkan ide besar ini agar benar-benar bisa dioperasionalkan dalam praktik terbaik yang ideal,” lanjut dia.
Misbakhun menekankan pentingnya berbicara berdasarkan statistik dan realisasi konkret.
“Kalau kita yakin program ini baik, ayo kita buktikan secara statistik. Kita butuh lompatan implementasi, bukan sekadar niat baik,” ujar dia.(Sumber)