Tekno  

Blockchain, Masa Depan Transformasi Sektor Industri dan Keuangan

Blockchain Ilustrasi

Meski masih menyisakan pro-kontra di berbagai kalangan, faktanya pemanfaatan teknologi blockchain di berbagai sektor industri di dunia kian marak dan diminati.

Sejalan dengan juga makin familiarnya pemakaian berbagai teknologi baru seperti artificial intelligence (AI), big data, internet of things (IoT) dan sebagainya, keberadaan blockchain dianggap sebagai gelombang baru dalam bidang industri dan perekonomian secara menyeluruh.

“Seluruh data dan informasi yang saat ini masih disimpan dalam database di masa depan akan berada di blockchain,” ujar CEO Blockchain Center Global, Sam Lee di Jakarta, kemarin (12/12/2019).

“Itu akan menambah akses dan transparansi data di sektor teknologi, yang pada akhirnya akan mentransformasi berbagai sektor industri dan keuangan yang ada saat ini,” tambahnya lagi.

Terbaru, Sam juga bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, guna membahas kemungkinan potensi pemanfaatan blockchain di Indonesia.

Dengan perannya yang strategis dalam pengembangan di sektor industri dan keuangan, Sam meyakini bahwa posisi blockchain di masa mendatang sangat menjanjikan dan membuka peluang tumbuhnya sektor-sektor ekonomi baru yang selama ini bersifat eksklusif dan terbatas.

Menurut Sam, setidaknya blockchain memiliki dua keunggulan utama dan penting untuk dapat diandalkan dalam dunia bisnis, yang tidak dimiliki oleh jenis teknologi lain yang telah ada saat ini.

“Pertama, sistemnya terdesentralisasi dan terdistribusi ke semua komputer pengguna yang ada dalam jaringan,” ujar Sam.

“Semua catatan yang telah terjadi pada sistem bisa dilihat dan dikelola semua orang, namun tidak bisa lagi diubah. Dia bersifat kekal dan tidak bisa dipalsukan karena sudah terenkripsi dalam sistem,” tambahnya.

Keunggulan kedua dari blockchain, Sam menjelaskan, adalah kemampuannya meningkatkan produktivitas dan keamanan transaksional. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi biaya operasional serta mengurangi potensi jeda jika ada dalam satu rantai pasokan.

“Dia memiliki sifat transparansi yang baru dalam ekosistem bisnis serta menghindari campur tangan pihak ketiga dalam transaksi pembayaran, sehingga sangat secure,” tegas Sam. {wartaekonomi}