News  

Anak Diduga Demam, Dirawat di RS 20 Hari, Ternyata Termometer Rusak

Ilustrasi Anak Demam

Seorang bocah tiga tahun di China disangka demam selama 20 hari. Awalnya bocah ini sakit pada bulan Agustus tahun lalu. Bocah yang tak disebutkan namanya itu didiagnosis dengan infeksi bakteri di paru-parunya.

Setelah bolak-balik ke rumah sakit yang berbeda selama berbulan-bulan, bocah itu akhirnya tampak dalam kondisi stabil. Kemudian ia dipindahkan ke rumah sakit di Zhejiang pada 5 Desember 2019 lalu.

Hanya tiga hari setelah dipindahkan, sang ayah bernama Jiang diberi tahu kalau anaknya mengalami demam. Hal tersebut amat mengkhawatirkan Jiang karena dokter sebelumnya memberi tahu bahwa demam bisa berakibat fatal pada kondisi bocah tersebut.

Namun, anehnya pihak rumah sakit menyatakan bocah ini masih demam di hari ke-20. Jiang curiga bahwa ada sesuatu yang tak beres. Ditambah kondisi anaknya tetap happy dan hasil CT Scan dan tes darah menunjukkan semuanya normal.

Selain itu, tidak ada perawatan atau obat yang diresepkan yang memiliki efek pada menurunkan suhu anaknya. “Seolah-olah suntikan yang diterimanya masuk ke tubuh orang lain. Itu sama sekali tidak membantu, “Jiang mengatakan kepada Hotline Xiao Qiang.

Jiang juga memperhatikan bahwa suhu tinggi tampaknya hanya dicatat pada termometer merkuri putranya. Di rumah sakit tersebut memang setiap pasien diberikan termometer merkuri sendiri.

“Perawat sesekali akan menggunakan termometer digital di dahi atau telinganya ketika dia memeriksanya. Bacaannya akan normal – sedikit lebih tinggi dari 37 derajat Celcius,” katanya.

Namun, menurut Jiang, para perawat tidak tampak khawatir dengan ketidakkonsistenan dan terus melaporkan bahwa anak laki-lakiĀ itu menderita demam berdasarkan pembacaan suhu dubur dari termometer air raksa.

Pada tanggal 27 Desember, Jiang meminta perawat untuk termometer baru. Menguji suhu putranya dengan kedua termometer, dia tidak bisa mempercayai hasilnya.

Termometer yang telah digunakan putranya selama 20 hari terakhir memberikan pembacaan 39,3 derajat Celcius sementara termometer baru membaca 37,8 derajat Celcius. Padahal menurut MedicineNet, demam didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius.

“Saya mengukur suhu putra saya lagi. Kali ini di hadapan kepala departemen rumah sakit, termometer yang salah memberikan bacaan yang 1,1 derajat Celcius lebih tinggi dari yang baru,” kata Jiang dikutip dari AsiaOne.

Jiang tak hanya khawatir dengan kondisi putranya, tapi tagihannya membengkak hingga Rp99 juta. Rumah sakit awalnya membantah tuduhan Jiang atas kesalahan diagnosis.

Kepala perawat juga mengklaim bahwa dia secara pribadi telah mengukur suhu dubur anak laki-laki itu dan berdiri dengan diagnosis demam. Ketika Jiang meminta catatan pembacaan suhu putranya untuk memverifikasi apakah ini benar, rumah sakit menolaknya.

Departemen kesehatan setempat telah melangkah untuk menyelidiki masalah ini. Investigasi awal membantah klaim rumah sakit dan menunjukkan bahwa termometer yang dimaksud memang tidak akurat.

Rumah sakit sedang mendiskusikan kompensasi dengan keluarga bocah itu. Bocah itu saat ini masih dirawat dan pulih dari infeksi paru-parunya sebelumnya. {haibunda}