Hari Kanker Sedunia: Enam Mitos Keliru Seputar Kanker

Tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kanker dan dukungan untuk melakukan pencegahan, deteksi, dan pengobatan.

Diharapkan dengan meningkatnya kesadaran, angka penderita dan kematian karena kanker dapat berkurang.

Di Hari Kanker Sedunia, semua informasi yang salah mengenai kanker juga ingin dikurangi. Berikut adalah beberapa mitos yang keliru mengenai kanker yang sebaiknya tidak kamu percaya.

Mitos 1: Kanker itu menular
Tidak benar! Kamu tidak bisa terkena kanker hanya karena berdekatan atau bersentuhan dengan mereka yang menderita kanker.

Mitos ini sangatlah berbahaya dan dapat membuat pasien kanker merasa terkucilkan. Padahal mereka butuh dukungan penuh dari keluarga dan teman-teman.

Mitos 2: Kalau keluargamu tidak ada yang menderita kanker, maka kamu tidak akan terkena kanker
Hal tersebut juga hanyalah mitos. Faktanya hanya 5- 10 persen kasus kanker di dunia yang diturunkan dari orang tua ke anaknya. Kanker memang umumnya disebabkan karena kerusakan genetik pada DNA. Namun mutasi genetik tersebut lebih banyak terjadi karena gaya hidup atau lingkungan seperti kebiasaan merokok, tidak menggunakan tabir surya, kelebihan berat badan, atau terpapar bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker.

Meskipun begitu mereka yang keluarganya memiliki riwayat kanker sebaiknya melakukan kontrol secara reguler dan melakukan gaya hidup sehat untuk menghindari kanker tersebut.

Mitos 3: Radiasi ponsel, komputer, dan microwave dapat menyebabkan kanker
Tidak sulit untuk mengetahui dari mana mitos ini berasal. Saat Perang Dunia II ada radioaktif yang bocor dari bom atom dan pembangkit nuklir di Chernobyl di Ukraina. Radiasi dari radioaktif tersebut membuat banyak orang terkena kanker.

Karena hal tersebut, orang-orang mulai menghubung-hubungkan radiasi dengan kanker. Tapi faktanya, radiasi yang dihasilkan oleh ponsel, komputer, dan microwave hanyalah radiasi gelombang radio berfrekuensi pendek yang tidak dapat merusak gen manusia dan tidak dapat menyebabkan kanker.

Meskipun begitu, kita harus hati-hati di tempat-tempat yang memiliki radiasi tinggi seperti ruang x-ray atau beberapa pabrik. Namun daerah-daerah tersebut biasanya tidak terbuka untuk umum dan memiliki tanda bahaya radioaktif.

Mitos 4: Kanker itu memberikan rasa sakit yang tidak tertahankan
Kita suka melihat di sinetron-sinetron, jika ada salah satu karakter yang terkena kanker pasti ia akan mengalami rasa sakit yang tidak tertahankan. Rasa sakit adalah gejala yang paling umum dari kanker atau efek samping dari pengobatan.

Namun sebenarnya tidak semua orang yang terkena kanker mengalami rasa sakit. Rasa sakit biasanya dapat diatasi dengan pemberian obat atau teknik pengendalian lainnya.

Yang harus dilakukan oleh pasien kanker adalah menginformasikan secara jujur jika rasa sakit dialami sehingga dokter yang menangani dapat membantu.

Mitos 5: Hanya perokok yang dapat terkena kanker paru-paru
Mereka yang merokok memang memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker paru-paru. Tapi bukan berarti yang tidak merokok akan aman dari kanker jenis ini.

Hal-hal lain yang dapat menyebabkan seseorang terkena kanker paru-paru adalah faktor genetik, dan terpapar zat-zat berbahaya lainnya seperti asbestos, radon, uranium, arsenik, atau menjadi perokok pasif. Kanker paru-paru juga dapat terjadi karena bekas luka di jaringan paru-paru karena infeksi atau penyakit yang diderita sebelumnya.

Mitos 6: Bra berkawat dapat menyebabkan kanker payudara
Mitos ini juga tidak benar. Sebuah buku berjudul Dressed to Kill menjelaskan tentang hubungan antara bra dengan tingginya angka kejadian kanker payudara di Amerika Utara.

Dalam buku tersebut, faktor-faktor lain seperti lingkungan, gaya hidup, pola makan, dan genetik tidak dipertimbangkan. Buku ini mengatakan bahwa bra berkawat dapat mempersempit kelenjar getah bening dan menyebabkan kanker.

Namun pernyataan tersebut hanyalah dugaan dan tidak ada dasar saintifiknya. Para saintis dan ahli medis di dunia menentang teori ini dan mengatakan bahwa metodologi yang ditulis oleh penulis itu salah.

Nah, ternyata tidak semua yang kamu dengar tentang kanker itu benar. Mumpung ]sedang Hari Kanker Sedunia, mari kita perkaya diri dengan informasi yang benar tentang kanker. [kumparan]