News  

Kelompok Usaha Bakrie di Era Serba Pintar dan Disrupsi

10 Februari 2020, Kelompok usaha Bakrie memasuki usia 78 tahun. Bisa dihitung dengan jari institusi bisnis di Indonesia yang usia sama dan atau melebihi Kelompok Usaha Bakrie. Tentu tak mudah untuk mempertahankan dan membesarkan usaha di tengah iklim dunia usaha yang berubah-ubah.

Apalagi saat ini dunia usaha mengalami perubahan demikian dahsyat akibat kemajuan teknologi dan informasi. Dan Kelompok Usaha Bakrie dalam menghadapi “gejolak” dunia usaha digawangi oleh generasi ketiga di bawah pimpinan Anindya N. Bakrie.

Soal perubahan, Kelompok Usaha Bakrie sudah membuktikan tidak gagap dengan perubahan. Hal itu tercermin dari bisnis inti yang semula kuat di perdagangan hasil bumi, berubah ke dunia industri. Dan Almarhum Bapak H. Achmad Bakrie, sang pendirilah yang memulai perubahan itu.

Ketajaman intuisi bisnis Pak Bakrie dibuktikan dengan mengakuisisi NV Kawat dari orang Belanda pada tahun 1957. Dan sejak itu, perusahaan Bakrie mulai bergelut di bidang industri. Sebut saja industi pipa, jembatan, komponen otomotif, gorong-gorong dan sebagainya.

Sepeninggal Pak Bakrie, Kelompok Usaha Bakrie dilanjutkan generasi kedua di bawah pimpinan Aburizal Bakrie. Pak Ical, demikian panggilan akrab karyawan kepadanya bersama dua adiknya; Nirwan D. Bakrie dan Indra U. Bakrie bukan saja mempertahankan bisnis peninggalan orangtuanya.

Tapi lebih dari itu, usaha Bakrie dikembangkan lebih luas dan besar. Dan bisnis inti Bakrie pun melebar dari perkebunan, infrastruktur, dan industri penunjang hingga industri strategis telekomunikasi, pertambangan dan kimia.

Seiring dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997, Kelompok usaha Bakrie terkena imbasnya. Saking beratnya, banyak pihak di kala itu berpandangan Kelompok Usaha Bakrie, selesai. Tinggal kenangan. Tapi trio Bakrie berhasil menahan “kapal” untuk untuk tidak tenggelam. Pelan tapi pasti, Kelompok Usaha Bakrie keluar dari lubang jarum.

Dengan intuisi bisnis yang tajam dalam mensikapi perubahan dunia bisnis, Pak Ical melihat ada peluang bisnis di pertambangan, migas, makanan dan air. (food, energy, dan water). Dari ketiga pilihan itu, dipilih bidang energi. Dan Kelompok Usaha Bakrie bukan saja bangkit, tapi tumbuh semakin besar dibanding sebelumnya.

Kini, dunia usaha memasuki era disprupsi. Era di mana yang besar tak lagi mengalahkan yang kecil. Era di mana lawan tak lagi nampak. Era di mana kuantitas tak lagi mengalahkan yang sedikit. Itu semuanya karena kemajuan teknologi dan informasi. Wajah dunia bisnis berubah secara fundamental. Kita sudah menyaksikan beberapa bisnis bertumbangan akibat berubahnya mindset (pola pikir) dan budaya masyarakat.

Dan untuk bertahan, sekaligus berkembang di era disrupsi ini, Kelompok Usaha Bakrie di tangan generasi ketiga di bawah pimpin Anindya N. Bakrie. Bersama adik dan saudara sepupunya, Anin akan memimpin pertarungan adu pintar dan adu inovasi di zaman serba pintar ini.

Dan seperti penutup sambutan Anindya Bakrie pada acara tabur bunga di pusara Almarhum Pak Bakrie dan Ibu Roosniah Bakrie yang mengutip ayat Al Qur’an, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Anin sudah memberi pesan kepada seluruh insan Bakrie untuk selalu optimis, bekerja keras dan pintar ber inovasi dalam memasuki era serba pintar ini.

Selamat ulang tahun Kelompok Usaha Bakrie yang ke-78. Laluilah era disrupsi ini dengan Trimatra Bakrie; Keindonesiaan, Kemanfaatan, dan Kebersamaan. Yakinlah tujuan akan sampai.

Lalu Mara Satriawangsa, Penulis adalah karyawan Bakrie [viva]