Pemimpin Yang Tidak Mencium Bau Sorga

Menjadi seorang pemimpin, bukanlah hal yang mudah, karena hakikat kepemimpinan itu adalah amanat dari Allah SWT. Padahal seseorang yang tidak dapat menjaga amanat, adalah tergolong orang yang tidak memiliki kesempurnaan iman. Laa iimana liman laa amaanata lah (Tidak beriman orang yang tidak dapat menjaga amanat / Hadits).

Keikhlasan seorang pemimpin juga menjadi tolok ukur bagi keselamatan dirinya kelak saat menghadap Allah. Para pemimpin yang ikhlas karena Allah dalam menjalankan amanat kepemimpinannya sesuai dengan ajaran syariat, maka kelak akan mendapatkan kebahagiaan, sebaliknya para pemimpin yang bekerjanya bukan karena Allah, maka akan mendapatkan kesengsaraan hidup di akhiratnya nanti.

Sy. Ma’qal Ibnu Yasar al-Muzani RA mengemukakan, Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila seorang hamba diberi kepercayaan (amanat) oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu tidak ikhlas dalam mengerjakan amanat itu, maka ia tidak mencium bau sorga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maksudnya adalah, jika tendensi kepemimpinannya itu karena didasari ambisi pribadi lantaran cinta kedudukan, atau karena merasa diperintah oleh sesuatu yang dianggap tuhan selalin Allah, atau karena ingin meraih fasilitas keduniaan yang menjadi incarannya, atau saat menjalankan pemerintahannya itu justru menyengsarakan rakyatnya demi menyenangkan bos-bos tertentu, seperti yang umum terjadi di jaman sekarang adalah demi memenuhi perintah para penguasa dari negeri adidaya, maka pemimpin macam demikian ini kelak tidak akan mencium bau sorga.

Jika bau sorganya saja tidak akan tercium olehnya, apalagi kenikmatan sorga yang sesungguhnya, tentunya akan diharamkan bagi para pemimpin yang tidak bekerja karena Allah.

Sebaliknya, pemimpin yang benar-benar adil dan bekerja secara ikhlas karena Allah, maka kelak di padang mahsyar akan mendapatkan perlindungan khusus dari Allah, di saat orang-orang lain sedang ketakutan menghadapai hari perhitungan amal.

Yaitu pemimpin yang selalu mengukur kepemimpinannya itu dengan standar syariat Islam, serta selalu memikirkan keselamatan akhirat bagi seluruh rakyatnya, hingga tidak henti-hentinya mengurusi dan mengajak rakyatnya untuk aktif beribadah kepada Allah, dan selalu me-warning mereka agar tidak melanggar syariat Allah, karena jika ada yang melakukan kemaksiatan yang sanksi hukumnya telah ditentukan di dunia oleh syariat, pasti ia akan melaksanakanya sekalipun akan dicemooh oleh dunia. Hal ini ia lakukan demi ketaatannya kepada Allah di samping selalu berusaha mensejahterakan kehidupan dunia bagi seluruh rakyatnya.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya yaitu:
1. Pemimpin yang adil.
2. Remaja yang senantiasa beribadah kepada Allah ta’ala.
3. Seseorang yang senantiasa hatinya dipertautkan dengan masjid.
4. Dua orang yang saling cinta mencintai karena Allah dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya.
5. Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu menjawab: sesungguhnya saya takut kepada Allah.
6. Seseorang yang mengeluarkan sedekah kemudian ia merahasiakannya sampai-sampai (seakan) tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.
7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya meneteskan air mata.
(HR.Bukhari dan Muslim).

KH. Luthfi Al Bashori [sumber]