News  

Parah! Hampir 80 Persen Kota Pekalongan Terendam Banjir

Banjir masih melanda di sejumlah wilayah di Kota Pekolangan, Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) setempat sudah empat kali terjadi banjir di wilayah Pekalongan dalam bulan Februari 2020.

Kepala BPBD Jateng Sudaryanto mengatakan, banjir di Pekalongan termasuk yang terparah selama awal tahun 2020 ini. Setidaknya sudah terjadi sebanyak lebih dari tujuh kali banjir sejak bulan Januari hingga Februari.

“Banjir kali ini terparah di Jawa Tengah ada di Pekalongan. Berdasarkan laporan, belum genap bulan Februari ini saja sudah empat kali banjir. Dan hari ini masih terjadi banjir,” ujar Sudaryanto saat dikonfirmasi, Selasa 25 Februari 2020.

Saat ini lebih dari 900 keluarga terpaksa harus diungsikan demi keselamatan mereka. Penyebab utama banjir, diprediksi karena meluapnya kembali sungai Bremi dan Meduri karena intensitas hujan yang tinggi pada Minggu malam, 23 Februari hingga Senin 24 Februari 2020 sore.

Sementara Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, sejak Senin 24 Februari 2020 hingga Selasa 25 Februari 2020 jumlah pengungsi semakin bertambah, tercatat saat ini hingga pukul 14.00 WIB 1.776 jiwa telah di evakuasi dan mengungsi di 20 titik posko pengungsian.

“Kemarin yang mengungsi sekitar 800-an jiwa, saat ini kita data sudah ada 1.776 jiwa. Adapun yang terdampak sekitar 14 ribuan warga. Saat ini kita masih melakukan evakuasi dan pendataan kembali,” kata Kepala BPBD Kota Pekalongan, Suminta saat dikonfirmasi secara terpisah, Selasa 25 Februari 2020.

Menurut Suminta, meski hari ini tidak hujan, namun banjir semakin meluas. Hampir 80 persen wilayah Kota Pekalongan terendam banjir.

Bila sebelumnya banjir terparah di wilayah kecamatan Pekalongan Barat, namun saat ini banjir paling parah berpindah ke Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat.

“Pekalongan Barat kemarin masih setinggi 1 meter, dan saat ini sudah surut. Namun, air banjir berpindah ke Pekalongan Utara dan Barat dengan ketinggian 70 sentimeter hingga 1 meter. Padahal hari ini belum ada hujan,” ungkapnya

Suminta menjelaskan, akibat meluapnya sungai Bremi dan Meduri, mengakibatkan sembilan dari 21 rumah pompa tidak bisa beroperasi karena tergenang air. “Ditambah lagi, banyak saluran air yang belum dikeruk. Sehingga air tidak berjalan lancar,” tuturnya. [vivanews]