News  

Terinfeksi Corona, Komandan Senior Garda Revolusi Iran Meninggal

Nasser Shabani, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, telah meninggal setelah terinfeksi virus corona baru, COVID-19.

Juru bicara IRGC Ramezn Sharif mengonfirmasi kematian Shabani pada hari Jumat. Menurutnya, setidaknya sudah lima anggota IRGC lainnya yang meninggal karena COVID-19.

Setidaknya 13 tokoh rezim Iran telah meninggal karena virus tersebut dan 11 lainnya terinfeksi sejak awal virus mewabah di Republik Islam Iran.

Hingga Jumat malam, ada 11.364 kasus infeksi COVID-19 di Iran yang resmi dilaporkan otoritas kesehatan setempat. Wabah itu telah menewaskan 514 orang.

Shabani dikenal sebagai komandan senior IRGC yang bicara blakblakan. Dalam pengakuan yang tidak biasa pada Agustus 2018, dia pernah secara eksplisit mengatakan bahwa milisi Houthi Yaman melaksanakan perintah Iran dengan menyerang dua kapal tanker Arab Saudi di Selat Bab al-Mandeb.

“Kami mengatakan pada Yaman untuk menyerang dua kapal tanker Saudi, dan mereka menyerang,” kata Shabani pada saat tu.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menduga COVID-19 yang mewabah di negaranya merupakan senjata biologis.

Dugaan itu menggemakan argumen beberapa tokoh Teheran sebelumnya, termasuk kepala IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami dan mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad yang menyimpulkan wabah itu sebagai serangan biologis.

Khamenei dilaporkan telah menunjuk Presiden Hassan Rouhani untuk memimpin perang melawan virus corona dan menyerukan Angkatan Bersenjata negara tersebut untuk membantu mengatasi epidemi.

Mengutip laporanĀ Radio Farda, Sabtu (14/3/2020), dalam sebuah dekrit kepada Ketua Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Baqeri, Khamenei menekankan pentingnya untuk membentuk markas kesehatan dan perawatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari COVID-19 yang sudah menewaskan lebih dari 5.000 orang di seluruh dunia.

“(Pembentukan ‘Markas Kesehatan dan Perawatan’ oleh militer) juga dapat dianggap sebagai latihan pertahanan biologis dan menambah kedaulatan dan kekuasaan nasional kita dengan bukti yang menunjukkan kemungkinan (wabah ini) merupakan serangan biologis,” kata Khamenei. {sindonews}