Di Sulut, Miras Cap Tikus Dipakai Untuk Hand Sanitizer dan Desinfektan

Sejak virus corona atau COVID-19 dinyatakan sebagai bencana nasional non alam di Indonesia, masyarakat di tanah air meningkatkan kewaspadaan. Orang-orang menempuh berbagai cara untuk mencegah dirinya tertular virus mematikan itu, antara lain dengan memborong cairan pencuci tangan hand sanitizer.

Hand sanitizer sangat dianjurkan oleh para ahli, sebab efektif membunuh kuman dan bakteri. Hand sanitizer pun dipercaya ampuh mengurangi risiko tertular COVID-19. Namun seiring waktu, tingginya permintaan berimbas pada kelangkaan stok yang terjadi di sejumlah daerah.

Berbagai pihak berupaya memenuhi kebutuhan dengan membuat produk hand sanitizer sendiri. Sebagian bahkan menempuh cara tak biasa seperti anjuran Badan Kesehatan Dunia WHO. Seperti Satuan Tugas COVID-19 Provinsi Sulawesi Utara yang membuat hand sanitizer dari bahan utama minuman keras cap tikus.

Cap tikus sebagai pengganti alkohol
Kelangkaan produk hand sanitizer turut terjadi di Provinsi Sulawesi Utara. Situasi tersebut membuat Satgas COVID-19 Sulut memutar otak, sehingga lahir sebuah ide yang terdengar sangat menarik.

Wakil Gubernur Sulut yakni Steven Kandouw mengatakan bahwa Satgas COVID-19 Sulawesi Utara memanfaatkan minuman cap tikus sebagai salah satu bahan dasar membuat hand sanitizer secara mandiri. Cap tikus dipilih sebagai alternatif alkohol.

Bagi yang belum tahu, cap tikus merupakan arak tradisional masyarakat Minahasa. Minuman keras hasil fermentasi air nira dari pohon aren itu menjadi bagian dari tradisi rakyat sejak masa lampau.

Kearifan lokal coba dioptimalkan pemerintah Sulawesi Utara
Wagub Steven bilang, Satgas COVID-19 memperoleh cap tikus dari sejumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM). Bahan itu yang kemudian diolah dan ditingkatkan kadar alkoholnya oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, agar bisa dijadikan bahan hand sanitizer. Dia menyatakan pihaknya memang sengaja mengoptimalkan kearifan lokal dalam upaya penanggulangan virus corona.

“Jadi ada sebanyak 30 galon yang masing-masing berisi 30 liter dengan kadar alkohol sekitar 50 persen,” ungkap Wagub Steven di Manado pada hari Rabu (18/3) kemarin.

Hand sanitizer berbahan cap tikus rencananya bakal dibagikan ke masyarakat mulai Kamis (19/3) hari ini. Selain untuk hand sanitizer, alkohol olahan cap tikus turut digunakan untuk cairan desinfektan

“Selain dapat dimanfaatkan sebagai hand sanitizer, dapat juga digunakan untuk pembunuh kuman/virus atau cairan disinfektan,” lanjut Steven yang sudah menjabat Wagub Sulawesi Utara sejak tahun 2016.

Steven turut berharap, bahwa perintah langsung Gubernur Olly Dondokambey, untuk memaksimalkan minuman tradisional sebagai bahan baku hand santizer buatan sendiri, segera diikuti oleh seluruh pemerintahan tingkat kabupaten dan kota di provinsi Sulawesi Utara.

Menurut panduan pembuatan hand sanitizer secara mandiri yang sudah dikeluarkan oleh WHO dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kandungan alkohol sebagai bahan baku diwajibkan dalam kisaran 60% hingga 90%. [idntimes]