News  

Rapat Dengan Presiden Via Zoom, Pengusaha Ini Mandi Telanjang Dan Lupa Matikan Kamera

Insiden memalukan di rapat Presiden via Zoom, pengusaha muncul tanpa busana gegara lupa off-kan kamera. Hal itu terjadi di Brasil.

Seorang pengusaha tampil tanpa busana setelah lupa mematikan kameranya ketika rapat dengan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, lewat Zoom. Insiden tak lazim itu terjadi ketika dilakukan pertemuan virtual yang diprakarsai oleh Paulo Skaf, Presiden Federasi Industri Sao Paulo.

Berdasarkan pemberitaan media lokal, Jair Bolsonaro langsung mengetahui si pria tanpa busana, yang notabene adalah penasihat asosiasi. “Paulo, ada kolega kita yang berada di kotak kecil paling bawah. Dia nampaknya meninggalkan ruangan. Apa dia baik-baik saja?” tanya Bolsonaro.

Menteri Industri, Paulo Guedes, yang kebetulan duduk di samping sang Presiden Brasil ikut menimpali bahwa pria itu nampaknya baru saja mandi.

“Ada lelaki yang baru saja mandi, dia tanpa busana. Ada pria tanpa busana di sana. Bagus sekali, mengisolasi diri dengan tanpa busana,” candanya.

Guedes mengatakan, nampaknya si pria begitu kegerahan dengan agenda pertemuan virtual melalui Zoom itu, makanya dia memutuskan mandi. “Ini adalah gambar yang mengguncang. Sayangnya, kami sudah melihatnya,” cetus Bolsonaro kembali.

Tidak dijelaskan identitansya pria itu. Bolsonaro dikritik karena penanganannya terhadap Virus Corona, di mana Brasil kini menjadi negara paling terdampak di kawasan Amerika Latin.

Dilansir Daily Mirror, Jumat (15/5/2020), dia berkali-kali terlihat di publik mengabaikan social distancing, atau berdebat dengan pejabatnya.

Dia berargumen dengan Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, dengan menyatakan kelompok pengusaha harus terlibat ketegangan dengan sang gubernur.

Doria, bersama dengan sejumlah gubernur lain di Brasil, memerintahkan penutupan wilayah untuk mencegah penularan Virus Corona.

Padahal, Bolsonaro dengan terang-terangan menentang ide tersebut dengan dalih bahwa ekonomi negara harus tetap jalan di tengah pandemi.

Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, Negeri “Samba” menderita 203.165 kasus infeksi Covid-19, dengan 13.999 korban meninggal.

Di Singapura Tampilkan Gambar Cabul

Kementerian Pendidikan Singapura melarang para guru menggunakan aplikasi Zoom dalam proses belajar mengajar secara online. Keputusan tersebut diambil setelah terjadi insiden yang dianggap “serius” oleh pemerintah setempat.

Salah satu insiden yang terjadi menimpa sebuah kelas geografi yang tengah dilakukan secara online lewat platform video conference Zoom.

Saat kelas berlangsung, seorang pria tak dikenal melakukan “Zoombombing” atau masuk tanpa izin dan mengganggu jalannya konferensi.

Pria tak dikenal tersebut masuk ke dalam kelas geografi yang dilakukan lewat aplikasi Zoom, sambil melontarkan cercaan dan menampilkan gambar cabul.

“Itu adalah insiden yang sangat serius. Kementerian Pendidikan saat ini tengah menyelidiki kedua pelanggaran tersebut dan akan melaporkan kepada pihak kepolisian jika diperlukan,” kata Aaron Loh, dari Kementerian Pendidikan Singapura.

Ia pun mengatakan, sebagai pencegahan agar insiden seperti ini tak lagi terjadi, para guru di Singapura tidak akan menggunakan aplikasi Zoom sampai celah keamanannya diperbaiki.

Aaron juga menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan rekomendasi kepada guru-guru di Singapura terkait protokol keamanan saat melakukan proses belajar mengajar secara online.

Ini bukanlah pertama kalinya aplikasi Zoom dilarang oleh pemerintah. Sebelumnya, Taiwan dan Jerman sudah lebih dulu membatasi penggunaan Zoom.

Tak hanya pemerintah, Google pun melarang karyawannya untuk menginstal Zoom di komputer milik kantor. Hal tersebut juga berkenaan dengan masalah keamanan pada Zoom. Adanya masalah keamanan ini juga diakui oleh pihak Zoom sendiri.

Bahkan CEO Zoom, Eric S Yuan menuturkan bahwa perusahaannya kini telah membekukan pembaruan fitur di Zoom, dan lebih berfokus kepada masalah keamanan dan privasi.

“Selama 90 hari ke depan, kami berkomitmen untuk mendedikasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan memperbaiki masalah secara lebih baik dan proaktif,” tutur Yuan.

Dirangkum KompasTekno dari GadgetsNow, Selasa (14/4/2020), aplikasi Zoom diketahui tidak melakukan enkripsi untuk panggilan video yang dilakukan pengguna.

Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh juru bicara Zoom. Menurutnya, sistem keamanan Zoom hanya mengandalkan protokol Transport Layer Security (TLS).

“Saat ini, tidak memungkinkan untuk menghadirkan enkripsi end-to-end untuk panggilan video Zoom. Zoom menggunakan kombinasi TCP dan UDP sebagai pengamanan. TCP dibuat berdasarkan protokol TLS,” ungkap juru bicara Zoom.

TLS merupakan protokol keamanan website dengan komunikasi berupa HTTPS. Protokol ini berbeda dengan sistem keamanan enkripsi end-to-end yang membuat komunikasi tidak dapat diintip oleh peretas. {tribun}