Politisi Nasdem: Konser Di Tengah Pandemi Itu Bermasalah Secara Etika

Nama Muhammad Nuh atau M Nuh mendadak viral dan diperbincangkan publik. Pasalnya, ia dinobatkan sebagai pemenang lelang sepeda motor listrik bertandatangan Presiden Jokowi.

Hal itu setelah M Nuh memberikan penawaran sebesar Rp2,55 miliar untuk mendapatkan sepeda motor karya anak bangsa itu. Sepeda motor itu didapatnya melalui lelang virtual dalam konser amal virtual ‘Berbagi Kasih Bersama Bimbo’.

Konser itu diinisiasi Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Badan penanggulangan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Disebutkan, M Nuh adalah seorang pengusaha kaya raya dari Jambi. Sedianya, seluruh donasi yang terkumpul malam itu, disumbangkan untuk warga terdampak pandemi Corona atau Covid-19.

Namun belakangan, ia ternyata hanya diketahui sebagai seorang buruh, bukan pengusaha.

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Nasdem, Willy Aditya menyampaikan kejadian yang menimpa M.Nuh bukanlah sebagai fenomena yang perlu disudutkan.

Ia melihat kejadian M. Nuh ini justru mengajarkan masyarakat Indonesia tentang banyak hal.

“Mulai dari ketidakpahaman seorang anggota masyarakat tertentu, hingga kurang tepatnya sebuah cara yang kita ambil dalam merespons sesuatu,” kata Willy kepada RMOL, Jumat (22/5/2020).

Menurutnya, M. Nuh hanya orang awam yang tidak bisa membedakan yang namanya lelang dengan undian.

“Dengan segala keluguan dan kepolosannya dia kemudian mengakses nomor layanan yang digunakan untuk acara lelang saat itu. Dianggaplah dia sebagai pemenang lelang,” katanya.

Willy mengaku dirinya tidak begitu tertarik untuk menyoroti keluguan M.Nuh yang mengira telah mendapatkan undian malah justru dia harus membayar mahal motor Jokowi.

Ia menyoroti konser amal di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19). “Mengapa dalam merespons sebuah wabah, sebuah pandemik, orang-orang yang memiliki wewenang, justru karikatif seperti itu langkahnya,” bebernya.

“Mengapa harus dengan konser? Secara ketentuan memang tidak masalah. Sah-sah saja. Tetapi secara etika, itu bermasalah. Secara taktik dan strategik juga,” tandasnya. {pojoksatu}