News  

Kesedihan Dokter Di Tengah Pandemi, Rayakan Lebaran di Rumah Sakit

Seorang dokter asal Malaysia, Syahidd Al-Hatim, sudah terbiasa merayakan Idul Fitri jauh dari keluarganya. Sebab, dalam 2 tahun terakhir, Syahidd selalu merayakan berakhirnya bulan Ramadhan di Rumah Sakit Kuala Lumpur, tempat ia bekerja.

Namun, Syahidd mengatakan, Idul Fitri tahun ini menjadi lebih suram karena banyak staf rumah sakit yang beragama Islam harus tetap bekerja akibat pandemi virus Corona. Terlebih, kasus COVID-19 di Malaysia telah menyerang lebih dari 7.000 orang dan telah menewaskan 115 orang.

“Menyedihkan, karena beberapa teman saya, seperti staf perawat dan beberapa dokter senior, bukan orang yang berasal dari KL,” kata Syahidd, seperti dikutip Channel News Asia, Minggu 24 Mei 2020.

“Biasanya, mereka akan kembali (ke daerah asalnya) untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka, dan sekarang mereka tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan itu. Jadi, hal itu membawa suasana hari yang sedih ke area bekerja,” ujarnya.

Malaysia yang merupakan negara dengan populasi mayoritas Muslim itu telah melakukan pembatasan yang luas terhadap pergerakan orang sejak wabah virus Corona muncul pada awal Maret untuk menghambat penyebaran penularan.

Meskipun beberapa pembatasan telah dilonggarkan pada bulan ini, perjalanan antar kota untuk alasan tidak penting masing dilarang. Makanya, banyak orang yang tidak dapat kembali ke kampung halaman mereka di saat libur Idul Fitri.

Syahidd yang bertugas ruang gawat darurat akan tetap bekerja pada hari raya Idul Fitri. Ia pun khawatir, masa libur Idul Fitri bakal menyebabkan lonjakan infeksi virus karena memungkinkannya banyak orang berisiko yang melanggar aturan pembatasan pergerakan, seperti berkunjung ke rumah saudara.

“Saya merawat pasien di sini. Kemudian, saya bisa saja membawa kembali penyakit kepada orang tua saya. Itulah satu-satunya hal yang paling saya takuti,” ujarnya. {viva}