News  

Intimidasi Terhadap Muslim

Sejak awal munculnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, umat Islam telah mendapat tekanan dari orang-orang kafir Quraisy.

Tekanan tersebut berupa pemboikotan, penyiksaan, intimidasi, perampasan harta, hingga peperangan demi peperangan yang harus dihadapi umat Islam.

Kalau kita bicara di zaman Nabi (SAW), kita masih ingat di sana ada seorang shahabat, yaitu Sayyidina Bilal bin Rabah, yang menyatakan masuk Islam.

Sayyidina Bilal itu seorang budak dan mempunyai tuan yang bernama Umayyah bin Khalaf.

Tuannya ini penyembah berhala, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy lainnya. Sedangkan Sayyidina Bilal menyatakan masuk Islam.

Apa yang terjadi?
Maka Sayyidina Bilal yang secara teologi berbeda dengan tuannya itupun disiksa.

Bahkan dalam suatu riwayat, Sayyidina Bilal itu dipegang, diikat kemudian diletakkan di suatu lempengan batu yang besar, yang berada padang pasir, di bawah terik matahari yang sangat panas, dan beliaupun disiksa dan dipaksa agar kembali kepada ajaran agama semula, yaitu ajaran nenek moyang mereka alias menyembah batu.

Tapi apa yang dilakukan oleh Sayyidina Bilal?
Beliau tidak ingin kembali kepada kejahiliyahan atau kekufuran, walaupun beliau ditekan, disiksa, bahkan hampir dibunuh.

Beliau mengatakan: “Ahadun Ahad, Ahadun Ahad”, maksudnya adalah “Qul Huwallahu Ahad”, (Katakanlah Tuhan itu Maha Esa).

Maksudnya, Sayyidina Bilal tetap mengatakan; “Tuhanku Maha Esa”, beliau tidak mau menyembah berhala-berhala.

Nah itu apa yang terjadi? Karena ada perbedaan teologi atau keyakinan, antara sang juragan dengan sang budak, maka terjadilah konflik fisik semacam itu.

KH. Luthfi Bashori [sumber]