News  

Soal Rekam Jejak Iman Brotoseno, FPI: TVRI Mau Jadi Kanal Film Porno?

Front Pembela Islam (FPI) mengkritik pemerintah atas pelantikan eks kontributor majalah dewasa Playboy Indonesia, Iman Brotoseno, sebagai Direktur Utama TVRI.

Sekretaris Umum FPI Munarman mempermasalahkan rekam jejak Imam di majalah Playboy Indonesia. Seperti diketahui, pada 2006 FPI menggeruduk kantor majalah dewasa itu karena dinilai menyebarkan pronografi.

“Makin hari kebijakan yang dibuat oleh rezim zalim ini makin terang-benderang kezalimannya. Apa TVRI mau dijadikan kanal film porno?” kata Munarman lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/5).

Munarman mengatakan pemerintah setiap hari melakukan kebijakan yang melukai hati rakyat. Pertama, pemerintah melakukan kebijakan serampangan dalam menangani pandemi corona, kata Munarman.

Kemudian, pemerintah melukai publik dengan menggelar konser tanpa social distancing saat rakyat harus tinggal di rumah. Lalu sekarang, lembaga penyiaran publik diisi eks kontributor majalah dewasa.

“Lalu sekarang, lembaga milik publik TVRI pengelolaannya diserahkan ke orang yang tidak punya kompetensi, tidak punya kapasitas, dan visinya rusak. Makin lama memang makin hancur negara ini dibuat,” imbuhnya.

Penunjukan Iman Brotoseno menuai polemik di masyarakat. Media sosial belakangan menggaungkan tagar #BoikotTVRI karena menyesalkan penunjukan Iman sebagai pemimpin TVRI.

Publik mempertanyakan integritas Iman dengan menilik rekam jejak digital, mulai dari bekas profesinya sebagai kontributor Playboy dan beberapa pembahasannya tentang bokep.

Iman sendiri mengakui rekam jejaknya sebagai kontributor majalah Playboy Indonesia. Dia bekerja di majalah itu pada 2006-2008 sebagai penulis artikel penyelaman.

Iman mengklaim Playboy Indonesia berbeda dengan versi luar negeri. Dia bilang majalah itu juga banyak mewawancarai tokoh nasional.

“Tentunya hal ini tidak menghilangkan integritas penulis dan tokoh yang bersangkutan, karena substansinya tidak terkait pornografi,” tulis Iman dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com dari Ketua Dewas TVRI Arief Hidayat, Jumat (29/5). {CNN}