News  

Sumbang 60 Persen Kasus COVID-19 di Jatim, Surabaya Naik Jadi Zona Merah Tua

Kota Surabaya, Jawa Timur, statusnya berubah menjadi zona merah tua (kehitaman), yang artinya kasus penyebaran virus korona (covid-19) sangat tinggi. Sementara Kabupaten Sidoarjo berubah dari merah menjadi merah pekat.

“Ada yang tanya, itu di peta covid-19 Jatim kok ada yang hitam? Itu bukan hitam, tapi merah tua,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin malam, 1 Juni 2020.

Hari ini, jumlah kasus covid-19 di Jatim bertambah 95 menjadi total 4.920 kasus per 1 Juni 2020.

Sekitar 60 persen kasus di antaranya disumbang dari Surabaya mencapai 2.633 kasus, disusul Sidoarjo sebanyak 664 kasus, dan Gresik 178 kasus. Sehingga, kata Khofifah, saat ini Kota Pahlawan tidak hanya kategori zona merah biasa, tapi bahkan merah tua (kehitaman).

“Makanya, kalau angka kasusnya di atas dua ribu seperti Surabaya, zonanya berubah merah tua. Sementara Sidoarjo yang angka kasusnya 500 sekian, zonanya menjadi merah sekali,” ujarnya.

Meski demikian, Khofifah bersyukur hari ini terdapat pasien positif yang baru sembuh dengan jumlah sangat banyak, yaitu 45 orang.

Dengan demikian, total pasien positif covid-19 yang sembuh di Jatim sementara ini sebanyak 699 orang atau setara 14,21 persen. Ia menyampaikan apresiasi yang sangat kepada seluruh tenaga medis yang bekerja.

Tetapi, terdapat enam pasien positif pula yang baru dinyatakan meninggal, sehingga total sementara ini sebanyak 418 orang atau setara 8,50 persen dari total kasus. “Kami berharap ke depan angka kematian bisa diperkecil dan angka kesembuhan bisa diperbanyak,” harapnya.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP bertambah menjadi 6.687, namun yang masih diawasi sebanyak 3.202 pasien atau setara 47,88 dari total PDP.

Sementara jumlah orang dalam pemantauan atau ODP kini sebanyak 24.737, tapi yang masih dalam pantauan sebanyak 4.058 orang atau 16.40 persen dari total ODP.

Jumlah orang tanpa gejala atau OTG masih tinggi, yaitu di angka 18.647 orang. Khofifah menyebut angka tersebut setara dengan 34 persen sehingga tetap diperlukan kewaspadaan berganda bagi masyarakat agar upaya menekan angka corona di Jatim bisa dicapai. {medcom}