Tekno  

Dampak Corona, 6 Startup Indonesia Ini PHK Ratusan Karyawannya

Puluhan ribu karyawan dari 500 startup dunia mesti rela jadi pengangguran akibat gelaran Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena bisnis perusahaan tak kebal wabah corona. Hal yang sama pun terjadi di Indonesia.

Sekadar informasi, ada sekitar 43 startup di Asia Tenggara yang melakukan PHK. Dari puluhan startup itu, beberapa di antaranya memiliki bisnis di Indonesia. Siapa sajakah mereka? Simak informasi berikut ini:

Airy

Airy merupakan startup akomodasi daring yang terafiliasi dengan Traveloka. Perusahaan itu menutup seluruh operasional bisnis di Tanah Air pada akhir Mei.

Akibatnya, perusahaan melakukan PHK terhadap seluruh jumlah karyawan, yang jumlahnya tak disebutkan.

Akulaku

Akulaku merupakan startup yang bergerak di bidang finansial teknologi. Perusahaan yang berdiri pada 2016 itu memecat 100 karyawan, setara dengan 10% total tenaga kerjanya.

Gojek

Yang ini merupakan kabar hangat di industri. Seminggu setelah pesaingnya mengumumkan PHK, Gojek melakukan hal yang sama.

Perusahaan besutan Nadiem Makarim itu merumahkan 430 pegawai (9% dari total pegawai) dan menghentikan layanan GoLife dan GoFood Festival pada 27 Juli.

Grab

Pada pertengahan Juni, Bos Grab Anthony Tan mengumumkan PHK terhadap 5% karyawan; membuat 360 orang kehilangan pekerjaannya.

Lewat PHK itu, Grab mengonsolidasikan tim di luar bisnis intinya. Karena itu, perusahaan berniat kembali fokus menggarap lini bisnis utama, yakni: transportasi, keuangan, dan jasa pengiriman.

Stoqo

Bergerak di sektor perdagangan daring, Stoqo melakukan PHK terhadap seluruh karyawannya. Diketahui, total tenaga kerja Stoqo mencapai 250 orang.

Sedikit informasi, Stoqo fokus menjajakan bahan-bahan makanan harian seperti sayur, buah, dan sebagainya.

Sweet Escape

Mengutip data dari berbagai sumber, startup yang berdiri pada 2017 ini merumahkan 33% dari total pegawainya. Meski begitu, tak ada rincian jumlah karyawan terdampak PHK startup itu.

Traveloka

Terakhir, startup ini terkena dampak pembatasan perjalanan akibat COVID-19 yang membuat permintaan terhadap tiket pesawat, kereta, bus, dan akomodasi anjlok.

Pada akhirnya, Traveloka mesti merumahkan 10% dari seluruh karyawannya, setara dengan 100 orang pekerja. {wartaekonomi}