Agun Gunandjar: Jangan Hanya Komunis Yang Ditakuti, Tapi Juga Ideologi Liberalis

Polemik Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) semakin meluas. Massa dari berbagai daerah pun menggelar aksi penolakan pembahasan RUU tersebut.
Kebanyakan, massa yang menolak RUU HIP takut ideologi komunis hidup kembali di Indonesia.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Agun Gunandjar Sudarsa menyebut, yang harus diwaspadai bukan hanya komunis, namun juga liberalis.

“Jangan hanya komunis yang diwaspadai, ditakuti. Tapi ideologi liberalis juga patut kita waspadai,” kata politisi Golkar tersebut saat mengunjungi Ciamis, Jumat (26/6).

Menurutnya, wajar jika masyarakat yang menolak RUU HIP atas dasar takut adanya komunis jika lolos disahkan. Sebab, di dalam poin konsideran tidak dicantumkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme.

“Masyarakat menilai kemungkinan komunis hidup lagi itu masih ada jika RUU HIP disahkan. Karena tidak ada yang tidak mungkin kan,” tegasnya dilansir Kantor Berita RMOLJabar.

Lebih jauh dia menjelaskan, komunis maupun liberalis bukanlah ideologi yang sesuai dengan Pancasila. Pertama, komunisme merupakan sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.

“Maka ada cita-cita masyarakat tanpa kelas untuk mencapai kemakmuran di dalam komunisme. Tetapi komunisme sifatnya tidak mengimani Allah. Dalam ideologi itu, Tuhan tidak ada,” ungkapnya.

Kemudian liberalisme, terangnya, sama halnya dengan komunisme yang patut diwaspadai. Pasalnya, banyak yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dan Pancasila.

Di dalam liberalisme, tegasnya, agama dipisahkan dari urusan negara begitu juga sebaliknya negara tidak mencampuri urusan agama. Pemisahan seperti itu disebut sekuler, berbeda dengan Pancasila.

“Kalau saya baca, sampai hari ini komunisme dan liberalisme masih menjadi ancaman bagi Pancasila,” pungkasnya. {rmol}