Kecewa Kinerjanya, PKB Desak Jokowi Reshuffle Terawan, Nadiem Hingga Fachrul Razi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet setelah kinerja menteri tidak sesuai harapan dalam penanganan virus Korona atau Covid-19 ini. Hal ini langsung mendapatkan respons dari berbagai kalangan. Tak terkecuali dari partai pengusung Jokowi.

Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq mengatakan ada dua menteri yang perlu diganti oleh Presiden Jokowi. Pertama adalah Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.

“Jadi Menkes (Terawan Agus Putranto-Red) yang perlu diganti,” ujar Maman dalam diskusi virtual di Jakarta, Sabtu (4/7).

Namun demikian, Maman tidak menjelaskan secara detail alasan kenapa Menkes Terawan Agus Putranto layak direshuffle dari kabinet Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Kemudian selain Terawan, Maman mengatakan yang pantas untuk diganti adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Menurut Maman, program Nadiem seperti siswa belajar dari rumah dirasa tidak tepat. Karena dampaknya adalah siswa malah kehilangan materi belajar dari para guru.

‎”Kedua Menteri Pendidikan. Menteri Pendidikan itu sangat harus digarisbawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah karena karena terjadi loss education dan loss generation,” katanya.

Selain itu, Maman juga kecewa dengan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Namun Maman tidak meminta Presiden Jokowi melakukan reshuffle terhadap Fachrul.

Kekecewaan dirinya terhadap Fachrul Razi lantaran tidak adanya program dari Kementerian Agama dalam penanganan Covid-19 di dalam negeri.

Padahal ulama dan kiai sangat terdampak dari virus Korona ini. Namun kebijakan Kementerian Agama tidak ada sama sekali yang menyentuh ke para kiai, ulama dan habib.

“Kementerian Agama mengajukan anggaran tambahan. Kita sisir programnya. Tidak satu pun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kemenag. Kemenag itu tidak ada sense of crisis pandemi,” sebutnya.

“Saya bilang yang paling terdampak selama pandemi ini adalah kelompok ustad, kiai, dan habib. Ada beberapa yang datang ke rumah, ‘kang Maman saya 70 pengajian batal’.”

“Tetapi saya memperhatikan kiai, guru ngaji, imam masjid. Kalau mereka dipegang negara, ini bisa menjadi ujung tombak sebagai pemimpin informal yang bisa mensosialisasikan tentang bahaya Covid-19,” tambah Maman.

JawaPos.com sudah mencoba menghubungi pihak istana dan juga Kantor Staf Kepresidenan (KPS) mengenai usulan dari PKB tentang dua menteri yang layak direshuffle. Namun sampai saat ini belum adanya tanggapan dari istana dan KSP.

Sekadar informasi, video kemarahan Jokowi terhadap jajaran menterinya diunggah pada 28 Juni lalu. Video tersebut baru diunggah 10 hari setelah pidato itu dilakukan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020.

Dalam video berdurasi 10 menit itu, Jokowi menegur keras jajaran menterinya yang ia sebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19.

Jokowi berujar tidak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahkan, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle atau perombakan kabinetnya jika diperlukan.