News  

Warga Yahukimo Antre Beli BBM Premium Rp.35.000/Liter

Masyarakat kabupaten Yahukimo, Papua, mengeluhkan harga BBM Premium mencapai Rp 35.000. Bahkan warga harus rela antre sepanjang hari untuk mendapatkan BBM tersebut.

Yeskel, salah satu warga Yahukimo, mengakui adanya antrean panjang pembeli BBM di Agen Premiun dan Minyak Solar (APMS) beberapa hari belakangan ini.

“Memang sudah hal biasa bagi kami antre saat membeli BBM, karena dalam satu minggu hanya 3 hari pelayanan APMS,” ujar Yeskel, Rabu (15/7/2020).

Apalagi dengan adanya tambang emas di daerah itu, lanjut Yeskel, harga BBM Premium menjadi sangat mahal bisa mencapai Rp 100.000 per liter.

“Jadi orang sekarang banyak membeli BBM di APMS pakai jeriken, mereka membeli dengan harga nasional, kemudian dijual ke daerah tambang dengan harga yang sangat mahal sampai Rp 100.000 per liter,” katanya.

Kapolres Yahukimo, AKBP Ignatius Benny membenarkan adanya antrean panjang para konsumen di APMS di Yahukimo itu. “Benar sejak 3 hari lalu, terjadi antrean di APMS untuk mendapatkan BBM,” ujar Ignatius.

Menurutnya, penyebab antrean para pembeli BBM Premium itu akibat adanya keterlambatan kapal yang mengangkut BBM dari Asmat. Selain itu di Yahukimo hanya ada satu APMS sehingga warga harus antre untuk mendapatkan minyak.

“Dua hal penyebab antrean panjang pembelian BBM, satu kapal yang mengangkut BBM terlambat masuk kerena mengalami kerusakan, kedua APMS hanya ada satu di Kabupaten Yahukimo, jadi pembeli terkonsentrasi di satu tempat,” jelasnya.

Bahkan menurutnya, untuk menjaga keamanan saat warga antre membeli BBM Premium, pihaknya menempatkan anggota untuk mengamanan APMS.

“Jika sudah terjadi antrean, anggota kita tempatkan di sana untuk melakukan pengamanan APMS,” katanya.

Sementara itu Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR VIII PT Pertamina (Persero), Edi Mangun mengatakan untuk stok BBM di Yahukimo ada 15 kl Premium dan 10 kl Solar.

“Memang tiga hari lalu kami mendapat informasi kalau kapal yang mengangkut BBM ke Yahukimo sempat ditangkap pihak kepolisian karena surat-surat angkutannya belum diperpanjang. Mungkin itu penyebab keterlambatan,” ujarnya.

Masalah harga kata Edi, pihaknya tidak mengatur harga dipengecer, harga dari pertamina sampai di agen itu sama secara nasional. Jadi harga di pengecer merupakan kebijakan pemerintah setempat.

“Harga BBM dari Pertamina sama secara nasional sampai pada Agen, tapi harga eceran menjadi tanggungjawab pemerintah setempat dalam hal ini Dinas Perindagkop Kabupaten Yahukimo,” tegasnya.

Edi mengakui kalau di Yahukimo itu hanya satu Agen (APMS) yang melayani penjualan BBM. “Mungkin itu penyebabnya sehingga terjadian antrean pembelian BBM,” tandasnya. {detik}