News  

5 Fakta Seputar Anak Sembelih Ayahnya di Sulbar Saat Idul Adha

Tepat sehari sebelum hari raya Idul Adha, seorang anak sembelih ayah kandung saat sedang bersantai di rumah mereka. Korban akhirnya meninggal usai menerima tebasan parang di lehernya.

Anak laki-laki bernama Aam yang masih berusia 17 tahun itu menebas ayahnya, Murham yang berusia 45 tahun pada Kamis (30/7/2020) sekitar pukul 09.00 WITA.

Peristiwa itu terjadi tepat di depan ibu pelaku yang juga merupakan istri korban. Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus ini dengan menggali informasi dari pelaku.

Berikut adalah fakta-fakta yang terkumpul dari insiden anak menyembelih ayah yang telah dikumpulkan oleh Suara.com, Jumat (31/7/2020).

1. Korban sedang menonton televisi

Leher Murham digorok anaknya saat rebahan menonton acara stasiun televisi dalam rumahnya. Mereka tinggal di Dusun Rawanmangun, Desa Bunde, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Tragedi itu berawal ketika Murham sedang menonton tv di ruang tamu. Sementara istrinya duduk tak jauh darinya.

Aam pun datang dari arah belakang sembari menenteng parang. Ia mendekati Marham, memegang kepala lantas menebas leher ayah.

2. Ibu histeris

Peristiwa penggorokan itu terjadi di depan Ibu pelaku yang tengah duduk tak jauh dari suaminya.

Ibu Aam yang melihat kejadian itu langsung berteriak histeris sehingga mengundang perhatian tetangga.

Tetangga secara sigap melumpugkan pelaku. Oleh mereka, Murham sempat dibawa ke rumah sakit, tapi dia meninggal dalam perjalanan. Korban tewas setelah mendapat tiga bacokan terutama pada bagian leher.

3. Gangguan jiwa

Aam dikenal tetangga dan keluarga memiliki kelainan kejiwaan sejak lama.

“Berdasarkan keterangan keluarga dan warga, pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Dia sempat dirawat di rumah sakit jiwa,” kata Kabid Humas Polda Sulbar Ajun Komisaris Besar Syamsu Ridwan, yang dikutip Suara.com dari Sinarlampung.com, Jumat (31/7/2020).

Syamsu Ridwan mengungkapkan, proses hukum terhadap Aam sementara ini masih digelar.

Pasalnya, kata dia, belum ada surat keterangan dari dokter yang menyatakan pelaku benar-benar menderita penyakit kejiwaan.

“Kasusnya masih berjalan, karena belum ada surat keterangan kesehatan jiwa dari dokter, yang menunjukkan pelaku menderita sakit kejiwaan,” kata dia.

4. Leher, tangan dan punggung korban penuh darah

Akibat penggorokan yang dilakukan oleh Aam, anaknya, Murham tewas dengan luka 3 bacokan terutama pada bagian leher.

Selain luka pada leher, Kabid Humas Polda Sulbar Ajun Komisaris Besar Syamsu Ridwan mengatakan bahwa Murham tewas karena menderita luka bacokan pada tangan dan punggung.

Murham sempat dibawa ke rumah sakit oleh tetangganya,  tapi dia meninggal dalam perjalanan karena luka-luka tersebut membuatnya kehilangan banyak darah.

5. Polisi kesulitan gali keterangan

Seperti diberitakan, Jumat (31/7/2020), Kapolsek Sampaga Ipda Jasman mengatakan, polisi hingga kekinian masih melakukan penyelidikan demi menemukan motif pelaku membunuh ayah kandungnya.

”Sementara ini, berdasarkan keterangan keluarga pelaku yang kami tahu, pelaku ini mengalami gangguan jiwa. Namun untuk mengetahui kepastiannya, pelaku akan diperiksa kejiwaannya,” kata Jasman.

Jasman menuturkan, polisi kesulitan menggali keterangan dari pelaku untuk mengetahui motif pembunuhan.

Sebab, kata dia, pelaku sering melontarkan pernyataan yang tidak cocok dengan pertanyaan-pertanyaan penyidik.

”Kami mengalami kendala, karena setiap kami tanya pelakunya soal alasan sampai berani menghabisi nyawa bapak kandungnya, dia hanya menjawab lain dan tidak nyambung, ” kata dia. {suara}