News  

Curhat Miris Pekerja, Gaji Rp.15,5 Juta Jadi Rp.500 Ribu Saat Pandemi Corona

Ketika bekerja di sebuah perusahaan, kita perlu memahami adanya dinamika eksternal di luar kemampuan perusahaan. Seperti cerita miris sejumlah pekerja dengan gaji turun drastis akibat pandemi.

Di masa pandemi COVID-19, perekonomian dunia mulai terguncang karena adanya pemberlakuan lockdown di sejumlah negara.

Tak terkecuali di tanah air, stimulus ekonomi nasional yang menurun membuat sejumlah perusahaan harus tertatih-tatih menahan guncangan keuangan yang kian melemah.

Akibatnya, agar dapat terus bertahan tak sedikit perusahaan yang melakukan berbagai kebijakan, salah satunya pengurangan gaji karyawan. Usaha ini dilakukan supaya roda keuangan perusahaan terus berjalan dan tidak bangkrut.

Sejumlah karyawan yang berasal dari berbagai perusahaan menceritakan kisah pahit tersebut, di mana mereka harus bertahan di sebuah perusahaan dengan gaji yang semakin minurun.

Dihimpun dari akun Twitter @hrdbacot, berikut deretan cerita miris para pekerja yang gajinya harus rela dikurangi di tengah pandemi:

Seorang purchasing bergaji Rp15 juta jadi Rp500 ribu

Mantan seorang purchasing mengisahkan pengalaman yang pernah menimpa dirinya beberapa waktu lalu. Sebelum pandemi melanda, ia merupakan karyawan yang bekerja di dua perusahaan sekaligus, yakni pekerja full time di bidang minyak dan gas dan freelance di perusahaan perkapalan.

Dari hasil pekerjaan di dua perusahaan itu, dalam sebulan ia mengaku bisa meraup upah sebanyak Rp15,5 juta.

Meski tak diketahui apa penyebab yang membuat dirinya harus keluar dari pekerjaan itu, kini ia bekerja menjadi sales di sebuah perumahan dengan gaji pokok Rp500 ribu per bulan. Namun jika ia gigih menjual dua rumah, maka ia akan mendapat bonus.

Dilema fresh graduate di pandemi Corona

Kisah ini dialami oleh seseorang yang sebelumnya pernah bekerja dan harus mengalami PHK. Ia mengaku di perusahan sebelumnya, berposisi sebagai Human Resources (HR) dan mendapat gaji pokok sebanyak Rp4 jutaan.

Upah yang ia terima itu, belum ditambah sejumlah keuntungan lainnya seperti bonus dan makan. Namun di pekerjaan barunya, ia ditawari mengisi posisi marketing sales dengan upah yang terbilang jatuh di angka Rp1 juta.

Ia juga mengatakan, menjadi fresh graduate di tengah pandemi seperti saat ini, sangat membingungkan lantaran jumlah lowongan yang semakin berkurang.

Rela tak digaji

Seorang pekerja di sebuah perusahaan startup mengungkapkan, pada awalnya ia digaji hingga Rp5,8 juta per bulan. Di bulan April, ia menjadi salah satu pekerja yang terkena efisiensi.

Tiga bulan kemudian ia mendapat pekerjaan, namun dengan opsi sebagai anak magang. Ia pun harus rela tak mendapatkan gaji sepersen pun.

Dari admin surveyor jadi crew kitchen

Kisah perjuangan seorang karyawan yang bekerja di perusahaan asuransi. Ketika menjadi admin surveyor, ia digaji hingga Rp5 juta. Gaji tersebut belum termasuk benefit lainnya.

Ketika pandemi melanda, ia sempat dirumahkan selama dua bulan sebelum akhirnya di-PHK. Karena membutuhkan pemasukan dan kesulitan mendapat pekerjaan, kini ia berprofesi sebagai crew kitchen dengan upah hanya sebesar Rp1,7 juta.

Tetap semangat ya Hopers, jadikan pengalaman di masa sulit sebagai sarana untuk bersyukur. {hops}