News  

Ini Tiga Program Utama Wishnutama Pulihkan Pariwisata RI Terdampak COVID-19

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengungkapkan akan fokus pada tiga program pengembangan dan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun anggaran 2021.

Ketiga program yang dimaksud, seperti program dukungan manajemen, program kepariwisataan dan ekonomi kreatif, serta program pendidikan dan pelatihan vokasi.

Terkait tiga program yang masuk dalam Rancangan Kerja dan Anggaran Kemenparekraf tahun 2021, kata Wishnutama, pihaknya memperoleh persetujuan pagu indikatif untuk tahun 2021 sebesar Rp4,9 triliun.

“Pagu anggaran ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pariwisata dan ekonomi kreatif serta memulihkan industri pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19,” katanya dalam rapar kerja bersama Komisi X DPR RI di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat, 4 September 2020.

Anggaran yang juga akan dialokasikan dalam kegiatan strategis Kemenparekraf tahun 2021, kata dia, salah satunya dengan membangun Politeknik Pariwisata (Poltekpar) di Sulawesi Utara dan Jawa Tengah.

Meski di tengah pandemi, ini menjadi suatu hal penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“Meskipun pandemi membayangi kita, tapi melakukan pembangunan di sektor pendidikan itu investasi jangka panjang dan ini perlu segera kita lakukan,” ucap Wishnutama.

Selain itu, menteri yang akrab disapa Mas Menteri ini juga akan melakukan sejumlah upaya nyata guna mendongkrak kembali geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Setidaknya ada upaya nyata yakni empat pertunjukan seni yang sudah digelar sejak Juli 2020, seperti Drive in Concert ‘New Live Experience’ di Jakarta (29-30 Agustus 2020), Bali Revival 2020 di Ubud (16-17 Agustus 2020), Art Jog 2020 di Yogyakarta (8 Agustus-10 Oktober 2020), dan Prambanan Jazz Online di Prambanan (18 Juli 2020).

Keempat acara tersebut juga mendapat respon positif dari masyarakat dan berbagai media baik nasional maupun internasional.

“Festival-festival itu juga mendapatkan respons positif di dunia internasional. Hal ini tentunya kami harapkan dapat membantu persepsi positif terhadap pelaksaaan protokol kesehatan di Indonesia,” ujar Wishnutama.

Menurutnya, acara-acara tersebut bisa memberikan semangat agar para pelaksana dan promotor pagelaran musik dan kesenian beserta pelaku seni pertunjukan di Indonesia agar tetap produktif.

“Kami mendorong pelaku pertunjukan seni agar tetap produktif walau jumlah penontonnya relatif lebih sedikit, tapi ini bisa membangkitkan semangat pelaku seni pertunjukan,” tutur Wishnutama.

Selain itu, acara-acara tersebut juga sebagai upaya Kemenparekraf guna memberdayakan wisatawan nusantara agar tetap bisa berkunjung dan menikmati destinasi wisata dan hiburan dengan penerapan protokol kesehatan.

Terkait program tersebut, Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengingatkan Kemenparekraf untuk mementingkan dan mengedepankan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar destinasi wisata khususnya warga masyarakat yang tinggal di sekitar lima Destinasi Super Prioritas (DSP).

“Dalam pembangunan wilayah Destinasi Super Prioritas, saya harap Kemenparekraf/Baparekraf juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi. Saya kira ini harus menjadi perhatian kita bersama,” katanya.

Terkait upaya memberdayakan masyarakat, kata Wishnutama, pihaknya selalu berupaya menggandeng masyarakat masyarakat sekitar destinasi untuk turut membangun dan meningkatkan kualitas serta menggali potensi yang ada pada suatu destinasi.

“Semangatnya adalah kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan memacu masyarakat mengasah kreativitas lewat pembangunan creative hub di lima wilayah Destinasi Super Prioritas, ini upaya kita memberdayakan masyarakat,” ucapnya.

Di satu sisi, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan pihaknya masih memerlukan pendalaman lebih terkait RKA-KL Kemenparekraf 2021.

“Nanti akan kita lanjutkan dalam rapat dengar pendapat dengan para deputi pada minggu ketiga September untuk menyisir program-program ini satu persatu,” tuturnya. {tagar}