News  

Logo PDIP Jadi Lambang Sila Ke-4 Pancasila Bikin Heboh, Komisi X DPR Desak Investigasi

Video logo banteng PDIP jadi lambang sila keempat Pancasila dalam pembelajaran daring yang disiarkan TV lokal di Surabaya, SBO TV viral. Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai perlu adanya investigasi lebih lanjut terkait motif dari kejadian itu.

“Perlu investigasi dari dinas pendidikan Surabaya atas peristiwa ini. Apakah ada unsur kesengajaan atau murni kesalahan teknis dari redaksi SBO TV. Jika ditemukan unsur kesengajaan maka perlu ada peninjauan ulang atas kerjasama penyelenggaraan pembelajaran online dengan SBO TV,” kata Huda kepada wartawan pada Rabu (9/9/2020).

Salah satu tugas Komisi X DPR adalah membidangi urusan pendidikan sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi mitra Komisi ini.

Huda juga mempertanyakan adanya sosialisasi modul pembelajaran jarak jauh yang diusung Kemendikbud. Menurutnya, kejadian ini tidak akan terjadi jika sosialisasi terhadap modul pembelajaran sudah berjalan baik.

“Munculnya kasus ini juga memunculkan pertanyaan sejauh mana sosialisasi modul yang digembar-gemborkan oleh Kemendikbud untuk pembelajaran online. Harusnya jika sudah ada modul dan tersosialisasikan dengan baik, kasus ini tidak akan terjadi,” ujar Huda.

Lebih lanjut, ia menilai seharusnya Dinas Pendidikan dan pihak sekolah sudah mendapatkan modul ajar tersebut. Huda mengatakan, pihak sekolah dan stasiun TV Lokal tersebut dapat melakukan koordinasi terkait penggunaan bahan ajar tersebut.

“Dinas Pendidikan atau pihak sekolah seharusnya sudah menerima modul dan menjadi bahan ajar untuk pembelajaran online termasuk yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga seperti Stasiun TV Lokal seperti SBO TV,” tutur politikus PKB itu.

Diketahui, akun @chandra_ds membuat cuitan tentang munculnya logo PDIP sebagai simbol sila ke-4 dalam program belajar daring di salah satu stasiun televisi lokal di Surabaya.

Di tweet pertama, akun @chandra_ds menuliskan “Program pembelajaran GURUku di @sbotv 8 September 2020 untuk kelas 1 SD, menjelaskan simbol sila 4 kepala banteng tapi gambar yang ditampilkan lambang PDI-P. @e100ss @dispendiksby1 @SapawargaSby @BanggaSurabaya,” tulisnya.

Pada tweet pertama ini, akun tersebut menampilkan screenshot program tersebut beserta logo PDIP yang terpampang serta gambar materi.

Di tweet kedua, akun @chandra_ds mencuitkan tweet “Kesalahan sangat fatal pada materi program pembelajaran GURUku untuk kelas 1 SD disiarkan @sbotv pagi ini tgl 8 September 2020.

Lambang sila 4 kepala banteng tapi gambarnya lambang PDI-P. @e100ss @dispendiksby1 @BanggaSurabaya @SapawargaSby

Di cuitannya yang keduanya, akun @chandra_ds menyertakan video program dari SBO TV. Di video tersebut terlihat presenter yang membawakan acara. Di belakangnya tampak layar materi yang muncul gambar lambang PDI Perjuangan.

Cuitan akun @chandra_ds saat ini sudah hilang atau dihapus. Penelusuran detikcom di media sosial twitter, tweet tersebut sudah tidak tersedia.

Pihak SBO TV sudah angkat bicara. TV lokal di Surabaya itu enggan disalahkan dan justru menyebut kesalahan ada pada guru yang mengampu pembelajaran daring tersebut. Sebab guru bernama Afita Nurul Aini tersebut kurang teliti saat membuat materi.

Pembelajaran daring itu sendiri disiarkan secara live pagi itu, Selasa (8/9). Dan soal materi pembelajaran, pihak SBO TV mengaku sama sekali tidak mengetahui. Sementara itu guru yang membuat materi pada pelajaran daring tersebut, Afita Nurul Aini sudah meminta maaf atas kelalaiannya.

“Saya Afita, guru SDN Tembok Dukuh IV, kemarin melakukan kelalaian tanpa saya sengaja. Saya memasukkan gambar yang tidak sesuai dengan materi yang saya ajarkan,” kata Afita kepada wartawan di Humas Pemkot Surabaya, Rabu (9/9).

Ia menegaskan, adanya logo PDIP pada materi sila keempat murni karena kelalaiannya dan kurangnya konsentrasi. Pun tidak ada motif lain dibalik logo banteng PDIP itu.

Atas ketidaksengajaan dan kurangnya konsentrasi yang dia lakukan, Afita meminta maaf kepada masyarakat. Khususnya masyarakat Surabaya yang telah menyaksikan.

“Mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat secara luas yang sudah menyaksikan tayangan saya di live streaming maupun di televisi,” lanjutnya. {detik}