Banyak Kader Gerindra Takut Arief Poyuono Jadi Ketua Umum

Partai Gerindra menyatakan struktur kepengurusan DPP dalam keadaan demisioner. Susunan kepengurusan Partai Gerindra baru saja diserahkan ke Kementerian Hukum dan HAM pada Selasa (8/9) dan belum disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Elite Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad pun mengingatkan apabila ada orang tertentu yang mengatasnamakan Partai Gerindra selain Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, pernyataan itu tidak sah.

“Oleh karena itu, sekali lagi kami sampaikan bila pihak-pihak yang atas namakan Waketum, Ketua DPP Partai Gerindra atau Dewan Pembina kecuali Pak Prabowo sebagai Ketum dan Ketua Dewan Pembina atau Ahmad Muzani selaku Sekjen adalah tidak benar,” jelas Dasco.

Kata Dasco hanya pernyataan juru bicara yang masih bisa mengatasnamakan Partai Gerindra.

Pernyataan Dasco diduga terkait dengan sejumlah pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra hasil Kongres Gerindra 2015, Arief Poyuono di sejumlah media yang dianggap kerap bertentangan dengan sikap partai.

Terakhir, Poyuono mengkritik kebijakan PSBB total Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kata Poyuono, Anies tak berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan layak dinonaktifkan sebagai gubernur.

Sebelumnya, Poyuono juga mengeluarkan pernyataan pembelaan terhadap Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Poyu meminta agar pernyataan Puan soal provinsi Sumatera Barat dan Pancasila tak dipolitisasi.

Terkait pernyataan Dasco, Poyuono justru mempertanyakannya. Menurutnya, dia masih sah dan berhak untuk berbicara mengatasnamakan partai Gerindra, sebab Menkumham belum mengesahkan kepengurusan hasil KLB.

“Saya masih berhak berbicara sebagai Waketum Gerindra, kan pengurus KLB belum disahkan Menkumham,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (11/9).

Poyuono menduga ada sejumlah elite Gerindra yang berencana menendangnya dari partai. “Ada beberapa faksi. Ya banyak kader takut saya jadi Ketua Umum Gerindra di masa depan,” katanya.

Poyu juga mengancam akan membawa persoalan ke ranah hukum bila dirinya dicoret dari keanggotaan partai Gerindra. “Dasarnya apa? saya dikeluarkan dari partai?” kata dia. “Saya siap perang dengan oknum-oknum Gerindra.” {CNN}