Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyayangkan adanya viral mahasiswa senior membentak-bentak mahasiswa baru secara daring saat ospek atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Kejadian itu akan dievaluasi.
“Kami menyayangkan kejadian tersebut, namun juga mengakui adanya kesalahan dalam koordinasi pelaksanaan PKKMB pada salah satu fakultas di Unesa,” kata Rektor Unesa Nurhasan dalam keteranan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (15/9/2020).
Sementara langkah penanganan sendiri, kata Nurhasan, saat ini pihaknya bersama pimpinan kemahasiswaan dari fakultas telah memberikan evaluasi sekaligus bimbingan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Serta seluruh masalah yang ada akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
“Unesa mendukung pelaksanaan PKKMB guna menambah wawasan terkait dunia kampus untuk mahasiswa baru agar cepat beradaptasi dalam menyukseskan pembelajaran di lingkup pendidikan tinggi tanpa adanya aksi kekerasan dalam bentuk apapun.”
“Sehingga, diharapkan dapat tercipta lingkungan institusi pendidikan yang kondusif dan aman demi terciptanya lulusan berkualitas,” jelasnya.
Unesa pun menjadikan kejadian ini sebagai catatan evaluasi penting. Diharapkan pula menjadi masukan untuk perbaikan dalam pengelolaan kegiatan kemahasiswaan ke depannya. Pihaknya juga berterima kasih atas kritik dan saran.
Sebelumnya, dalam video berdurasi 30 detik yang diunggah @skipberat itu terlihat tiga panitia, dua laki-laki dan satu perempuan. Terdapat pula dua maba laki-laki dan perempuan mengenakan baju batik tapi tidak memperlihatkan ikat pinggang.
Salah satu panitia PKKMB FIP Unesa meminta maba memperlihatkan ikat pinggang namun dijawab tidak ada. Lantas, panitia perempuan pun langsung menyauti dengan nada tegas dan satu panitia laki-laki lain pun membentak.
“Nggak ada. Nggak dibaca tata tertibnya,” kata panitia perempuan dengan nada tinggi.
“Kamu tahu tata tertib ngga,” sahut panitia laki-laki dengan nada membentak.
Maba pun hanya dapat mengucapkan kata maaf kepada kakak tingkatnya yang menjadi panitia itu. Namun dibalas bentakan lagi. “Maaf, maaf,” panitia laki-laki yang kembali membentak. {detik}